Rabu 14 Aug 2019 21:21 WIB

Bukit-bukit yang Bersejarah di Makkah

Bukit-bukit di Makkah ini menyimpan sejarah dalam konteks dakwah Islam

Jamaah haji menuruni Jabal Rahmah saat berwukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (10/8). Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai negara  berwukuf di tempat ini sebagai salah satu syarat sah berhaji.
Foto: Amr Nabil/AP
Jamaah haji menuruni Jabal Rahmah saat berwukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (10/8). Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai negara berwukuf di tempat ini sebagai salah satu syarat sah berhaji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makkah, kota suci umat Islam ini, disebut Ummu al-Qura karena ia merupakan kota atau negeri tertua di dunia.

Keberadaan Ka’bah dan Masjid al-Haram menjadi daya tarik utama kaum Muslimin dari seluruh dunia untuk mengunjunginya. Secara geografis, Makkah terletak kira-kira 330 meter di atas permukaan laut (dpl) dan berada pada lembah yang sangat kering. Kota ini dikelilingi bukit-bukit atau gunung-gunung tandus yang membentang dari ujung barat hingga timur.

Baca Juga

Sedikitnya ada lima buah bukit yang terkenal dan bersejarah dalam konteks umat Islam, yakni Bukit (Jabal) Rahmah, Jabal Nur, Jabal Tsur, Jabal Qubais, dan Jabal Qurban.

Bukit-bukit itu menjadi saksi sejarah para nabi, terutama Nabi Adam as, Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as, serta Rasulullah SAW saat menyebarkan Islam.

 

Jabal Nur

Bukit ini pun menjadi favorit umat Islam yang datang ke Makkah. Di bukit inilah, Rasulullah SAW menerima wahyu pertama (QS al-Alaq [96]:1–5). Rasulullah menerima wahyu tersebut ketika sedang bertafakur di sebuah gua kecil di bukit ini yang dinamakan Gua Hira. Turunnya wahyu ini sekaligus meng ukuhkan Rasulullah sebagai utusan Allah.

Jabal Nur terletak sekitar lima kilometer di utara Makkah atau di sebelah kiri perjalanan saat menuju Arafah. Tinggi puncak Jabal Nur kira-kira 200 meter dan untuk mendakinya dibutuhkan waktu sekitar dua jam. Di kawasan Jabal Nur dan Gua Hira tidak terdapat tanaman apa pun. Sejauh mata memandang, yang ada hanya barisan bebatuan besar.

Gua Hira yang dalam dan sempit terletak di belakang dua buah batu besar. Tinggi gua sekitar dua meter dan luasnya hanya cukup untuk tidur tiga orang berdampingan.

 

Jabal Tsur

Tak hanya Jabal Rahmah dan Jabal Nur, Jabal Tsur pun senantiasa menarik minat para jamaah haji maupun umrah untuk mengunjungi bahkan mendakinya. Butuh waktu sekitar satu jam 45 menit untuk mendaki bukit yang tersusun atas bebatuan terjal ini. Di salah satu puncak bukit ini terdapat Gua Tsur.

Gua Tsur merupakan tempat perlindungan Rasulullah SAW dan sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq, dari kejaran kaum kafir Quraisy. Kala itu, pada 622 Masehi, Rasulullah berniat hijrah ke Madinah untuk mencari tempat penyebaran Islam yang lebih kondusif. Dalam kondisi terdesak, Rasulullah dan Abu Bakar memilih berlindung di Gua Tsur. Di gua yang berada di puncak Jabal Tsur nan tandus itulah Rasulullah dan Abu Bakar berlindung selama tiga hari tiga malam.

 

Jabal Rahmah

Jabal Rahmah (harfiah: 'Bukit Kasih Sayang') merupakan salah satu tempat paling mengesankan dan menarik untuk didatangi. Disebut Jabal Rahmah karena di tempat inilah manusia pertama, yakni Adam dan Hawa, bertemu setelah sekian puluh (ada yang menyebut ratusan) tahun terpisah sejak dikeluarkan dari surga. Keduanya bertemu di Jabal Rahmah.

Bukit ini terletak di Arafah, sekitar 25 kilometer sebelah tenggara Kota Makkah. Sementara, lokasi pertemuan kembali nenek moyang umat manusia itu ditandai dengan sebuah tugu (monumen) berwarna putih. Bahkan, menurut sejumlah kalangan, pertemuan antara Nabi Adam dan Hawa itu senantiasa diperingati oleh Nabi Adam yang kemudian diteruskan oleh keturunannya sampai sekarang ini. Pada musim haji, Jabal Rahmah senantiasa ramai dikunjungi para jamaah.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement