Rabu 14 Aug 2019 17:00 WIB

'Kader Masjid Dapat Sosialisasi Pencegahan Stunting'

DMI dan Kemenkes bekerja sama untuk pencegahan stunting.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Hasanul Rizqa
Pemeriksaan rutin anak dalam rangka mencegah stunting
Foto: Istimewa
Pemeriksaan rutin anak dalam rangka mencegah stunting

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) dinilai berpotensi mendukung pencegahan gizi buruk atau stunting melalui mobilisasi pengurus hingga takmir masjid-masjid. Hal itu disampaikan pejabat fungsional penyuluh kesehatan masyarakat (PKM) Ahli Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Intan Endang.

"Kader masjid dapat menyebarluaskan informasi pencegahan stunting bagi rumah tangga jamaah," jelas dia kepada Republika.co.id, Rabu (14/8).

Baca Juga

Kemenkes bekerja sama dengan DMI. Sebab, lanjut dia, kedua belah pihak memiliki tujuan yang sama dalam hal ini, yakni meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga.

Masjid tak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi juga pengembangan masyarakat dan persatuan umat Islam.

Intan berharap dengan adanya program ini dapat mengakselerasi pencapaian sasaran-sasaran pembangunan kesehatan. Di antaranya adalah meningkatnya status kesehatan ibu, anak, dan gizimasyarakat. Kemudian, menurunnya preferensi penyakit menular dan tidak menular.

Sebelumnya, Ketua Departemen Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan PP DMI Abidinsyah Siregar mengatakan DMI telah bekerja sama dengan dengan Dit Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Ditjen Kesmas di Kendari 7-9 Agustus 2019 untuk Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Buton Selatan.

Abidinsyah menyampaikan, bahwa stunting merupakan, kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi yang berlangsung lama, sejak balita itu masih berada dalam kandungan ibu pada masa kehamilan.

Abidinsyah berharap, melalui kerja sama DMI dan Kemenkes RI para kader masjid, dapat bekerja sama dengan Puskesmas, bidan desa serta penyuluh Keluarga Berencana (KB), untuk bersama-sama meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi. Abidinsyah mengatakan, lokakarya ini diikuti 50 peserta, dibuka oleh Prof Fachmi Idris selaku Korbid I PP DMI dan sambutan oleh Wakil Gub Sultra yang juga Ketua DMI Provinsi Sulawesi Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement