REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muhammad Amin Syaikhu, ilmuwan asal Siria, tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari metode bekam, keberhasilan metode ini terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna.
Dalam teori pengobatan modern, dikenal adanya titik-titik bekam yang tidak berbeda dengan titik pijat. Dalam teori tersebut, terungkap bahwa tubuh manusia terdiri atas 12 saluran utama dan empat saluran tambahan yang semuanya mengandung unsur magnet.
Selama unsur itu bekerja dengan baik, tanpa ada halangan sedikit pun, orang tersebut berada dalam kondisi kesehatan yang prima. Namun, jika terjadi penyumbatan pada saluran ini, muncul masalah-masalah di beberapa bagian tubuh.
Sebagai contoh, penyakit liver mempunyai titik-titik tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu pula. Demikian pula dengan penyakit jantung dan penyakit-penyakit yang lainnya. Jika terjadi sesuatu pada titik-titik tertentu, harus dilakukan tindakan yang sesuai. Oleh karena itu, Rasulullah mengajarkan umatnya untuk melakukan pembekaman pada titik-titik tersebut untuk menjaga kesehatan.
Ali bin Abi Thalib berkata, ''Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan perintah berbekam pada titik al-akhdain (urat leher) dan al-kahil (pundak).'' (Al Dailami). Riwayat lain dari Shuhaib, Rasulullah bersabda, ''Berbekamlah di tengah tengkuk karena hal itu dapat menyembuhkan 72 macam penyakit.''
Aiman bin Abdul Fattah dalam Keajaiban Thibbun Nabawi: Bukti Ilmiah dan Rahasia Kesembuhan dalam Metode Pengobatan Nabawi menjelaskan, berdasarkan hasil tim laboratorium yang mengadakan penelitian darah yang keluar dari titik-titik bekam, ada beberapa hasil yang didapatkan. Pertama, terapi bekam melindungi dan sekaligus menguatkan unsur-unsur sistem kekebalan.
Kedua, proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi. Ketiga, kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1100). Satu hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada dalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan sehingga dapat membentuk sel-sel muda yang baru.
Keempat, kandungan sel darah merah atau sel darah putih dalam darah bekam tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa proses bekam berhasil mengeluarkan semua kotoran, sisa, dan endapan darah sehingga mendorong kembali aktifnya seluruh sistem dan organ tubuh.