REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan bidang teknologi informasi dan multimedia, ME Creative, meluncurkan buku iShalat di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, hari ini. Buku tersebut berisi panduan ibadah shalat yang disajikan dengan memanfaatkan teknologi tiga dimensi (3-D) dan augmented reality (AR).
Buku iShalat menjelaskan bacaan dan tata cara beribadah shalat secara perinci. Dengan demikian, pembaca dapat memahaminya dengan lebih mudah. Sebab, teknologi 3-D augmented reality membuat pembaca bisa memahami secara visual tata cara wudhu dan shalat pada tiap lembaran buku tersebut dengan menggunakan ponsel (smartphone).
Direktur Utama ME Creative, Hilmi Zulhelmi mengatakan, ME Creative sudah berkiprah di industri kreatif sejak 2017. Awalnya, ME Creative membuat kartu-kartu berteknologi augmented reality yang mengandung konten tuntunan shalat. Ternyata animo masyarakat terhadap produk itu terbilang tinggi.
"Tapi ada beberapa orang yang bilang kartu tersebut banyak tercecer, akhirnya kita diskusi sama Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) untuk kolaborasi dan membuat buku," kata Hilmi kepada Republika.co.id usai peluncuran buku iShalat di Kantor MUI Pusat, Selasa (13/8).
Ia menerangkan, teknologi augmented reality sebenarnya sudah digunakan pihaknya sejak 2017. Namun, sampai saat ini ME Creative masih fokus menggarap buku iShalat. Selain itu, masih ada beberapa buku keagamaan lain yang juga berteknologi augmented reality yang sedang dikembangkan.
"Insya Allah, ME Creative sedang mengembangkan buku tuntunan haji dan umrah berteknologi augmented reality. Tapi masih dalam tahap pengembangan, nanti akan disampaikan kalau sudah ada perkembangan," kata dia.
Menurutnya, sebuah studi tentang pendidikan mengungkapkan bahwa sajuan informasi yang berupa audiovisual lebih bisa membuat anak-anak paham. Sekarang, anak-anak pun cenderung akrab dengan gawai (gadget) bahkan daripada buku.
"Maka kita coba gabungkan buku dengan teknologi (augmented reality), kita ME Creative ingin fokus bagaimana supaya teknologi bukan menjadi musuh, tapi teknologi bisa menjadi media untuk dakwah," ujarnya.
Terkait konten tuntunan shalat di dalam buku iShalat, Hilmi mengatakan, ME Creative meminta pandangan dan masukan ke MUI.
Seluruh penjelasan dan panduan shalat yang terdapat di dalam buku iShalat telah diverifikasi oleh Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Juga telah ditashih oleh Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman (LPBKI) MUI.