REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sang dokter Muslim dari abad ke-13 M ini, tak hanya berhasil membuktikan adanya hubungan antara pembuluh darah arteri dan vena, serta proses sirkulasi darah. Ibnu Al-Quff juga menjelaskan masalah embrilogi modern sesuai dengan yang tercantum dalam Alquran.
Ezzat Abouleish dalam karyanya Con tributions of Islam to Medicine, menjelas kan Ibnu al-Quff mengembangkan embriologi. Menurut Abouleish ,penjelasan al- Quff tentang embriologi dan perinatologi dalam karyanya berjudul al-Jami terbukti akurat.
"Pembentukan awal adalah sebuah buih yang merupakan tahap enam sampai tujuh hari pertama, pada hari ke- 3 hingga 16 secara bertahap membentuk gumpalan dan pada hari ke-28 sampai 30 menjadi sebuah gumpalan kecil daging.
Pada hari ke-38 sampai 40, kepala muncul terpisah dari bahu dan lengan. Otak dan jantung yang diikuti dengan hati terbentuk sebelum organ lainnya," papar Ibnu al-Quff seperti dikutip Abouleish. Al-Quff menambahkan bahwa janin mengambil makanan dari ibunya untuk tumbuh. Ia menambahkan, ada tiga selaput yang menutupi dan melindungi janin.
Pertama menghubungkan pembuluh darah arteri dan vena dengan sesuatu di rahim ibunya melalui tali pusar. "Melalui pembuluh vena, janin bayi mendapatkan makanan untuk kebutuhan nutrisinya. Sementara pembuluh arteri membawa udara," tutur al-Quff. Pada akhir bulan ketujuh, lanjut al-Quff, semua organ telah selesai. Setelah kelahiran, tali pusar bayi dipotong pada jarak empat jari luasnya dari badan, dan terikat de -ngan baik, dengan benang wol yang lembut.
Wilayah yang dipotong ditutupi dengan filamen/kawat pijar basah dalam minyak zaitun dengan sebuah obat penahan darah untuk mencegah pendarahan yang menetes. "Setelah kelahiran, bayi dirawat oleh ibunya dengan air susu ibu (ASI) yang merupakan nutrisi paling baik. Kemudian bidan meletakkan bayi tidur dalam kamar gelap yang tenang. Menyu sui bayi dilaku kan dua sampai tiga kali setiap hari.
Sebelum menyusui, payudara ibu harus ditekan dua atau tiga kali untuk membuang susu yang ada dekat puting susu," papar al-Quff. Begitulah, kontribusi para dokter Islam dalam mengembangkan dan meletakan studi embriologi modern.