REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fauzan Al-Anshari
Mengatasi stres bukanlah pekerjaan mudah. Stres sering muncul lantaran ambisi meraih sesuatu di luar kemampuan dirinya, sehingga menimbulkan tekanan yang kuat pada batin kita. Dengan kata lain, stres muncul karena kegagalan dalam mencapai suatu cita-cita, padahal telah mengerahkan segenap usaha untuk meraihnya.
Bagi seorang muslim, tidaklah diperkenankan memastikan suatu usaha yang baru akan dilakukan besok, karena situasinya masih penuh dengan misteri, tidak menentu. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan agar kita mendahulukan kekuasaan-Nya seraya mengucapkan: Insya Allah (jika Allah menghendaki).
Firman Allah SWT: Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS Lukman: 34)
Maksud dari ayat di atas bahwa setiap manusia tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha.
Ayat itu sesungguhnya menunjukkan bahwa dengan menjauhi berbagai spekulasi dalam segala bidang--baik itu menyangkut ekonomi, politik, maupun berbagai usaha lainnya--akan turut menjaga batin kita dari rasa stres. Karena pada umumnya, berbuat spekulasi hampir dipastikan menjadi penyebab timbulnya kerugian yang melahirkan stres.
Bahkan seringkali spekulasi itu disertai rumor yang sulit dicerna akal sehat. Sehingga di tengah-tengah tindakan spekulasi tadi suara hati menjadi lemah, sementara emosi (hawa nafsu) justru menguat.
Akhirnya, para spekulan mengalami tekanan jiwa yang hebat. Pada gilirannya, untuk mengurangi tekanan tadi, jalan spiritual mulai ditempuh. Namun sayangnya, kebanyakan mereka tidak melalui jalan yang lurus, melainkan jalan yang berliku-liku, seperti ke paranormal atau dukun modern.
Islam dengan ajarannya yang harmonis antara kewajiban berusaha dan doa seharusnya menjadikan umatnya selalu memperoleh keseimbangan fisik dan mental. Kata Nabi SAW: Orang Muslim itu dalam keadaan bagaimanapun selalu baik. Bila musibah menimpanya, mereka sabar (tetap patuh kepada Rabb-nya), dan bila mendapat rejeki, mereka bersyukur. (HR Muslim).
Berusaha dan berdoa itulah kunci ketenangan batin. Sebab betapapun kita punya ambisi, betapapun usaha keras kita, di sana ada faktor X yang bisa saja menggagalkan usaha kita itu. Kegagalan itu bisa saja karena Allah ingin menguji kita atau Allah kurang berkenan dengan usaha kita itu.
Di sinilah kemudian fungsi doa itu sangat punya peranan. Selain doa, juga tawakal, berserah diri kepada Sang Maha Kuasa yang disertai dengan zikir dan tobat. Firman Allah: Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram. (QS Ar-Ra'du: 28).