Selasa 06 Aug 2019 13:57 WIB

Busyro Harap Ada Penerus Ulama Seperti Mbah Moen

Dia mengatakan umat membutuhkan ulama washatiyah yang teduh.

Langit di atas Kantor PPIH Arab Saudi Daker Makkah terlihat mendung menjelang kedatangan jenazah KH Maimoen Zubair, Selasa (6/8).
Foto: Republika/M Hafil
Langit di atas Kantor PPIH Arab Saudi Daker Makkah terlihat mendung menjelang kedatangan jenazah KH Maimoen Zubair, Selasa (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Muhammad Hafil dari Makkah, Arab Saudi

MAKKAH -- Wakil Amirul Hajj sekaligus Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas berduka cita atas meninggalnya KH Maimoen Zubair (Mbah Moen). Dia berharap, ada penerus ulama-ulama washatiyah seperti Mbah Moen.

Baca Juga

"Itu kebutuhan umat untuk terus mengkader ulama-ulama washatiyah yang teduh bagi semuanya, bagi kemanusiaan, dan bagi bangsa dan negara," kata Busyro di Kantor Urusan Haji Indonesia Makkah, Selasa (6/8).

Busyro ikut menyalatkan jenazah Kiai Maimoen di Kantor Urusan Haji Indonesia Makkah. Atas nama Muhammadiyah, dia mengucapkan belasungkawa.

 

"Atas nama PP Muhammadiyah kami menyatakan belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarganya diberikan ketabahan dan kesabaran dan mampu meneruskan amal-amal shaleh," kata Busyro.

Mbah Moen menghembuskan nafas terakhirnya hari ini, Selasa (6/8) pukul 04.17 waktu Arab Saudi, di Kota Suci Makkah al Mukarramah, Arab Saudi. Mbah Moen wafat di usia 90 tahun.

Mbah Moen merupakan penimpin Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Ia adalah tokoh kenamaan Nahdlatul Ulama yang lahir pada 28 Oktober 1928.

Selain itu, Mbah Moen juga dikenal sebagai salah satu sesepuh di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ketika kontestasi Pilres 2019 lalu, kiai kharismatik itu sempat menemui kedua calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement