Selasa 06 Aug 2019 11:30 WIB

Gagasan yang Menghubungkan Sungai Nil dan Laut Merah

Gagasan ini dibuat para pemimpin sebelum Islam datang.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Sungai Nil
Foto: aksesdeplu.com
Sungai Nil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Khalifah Umar bin Khattab termasuk yang paling baru dalam barisan panjang para pemimpin yang menelurkan gagasan menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah.

Jauh sebelum Umar, tersebutlah seorang sejarawan Yunani bernama Herodotus. Ia mengunjungi Mesir pada pertengahan abad kelima sebelum Masehi (SM). Dia melihat sendiri kanal pertama yang menghubungkan Nil dengan Laut Merah. Sejumlah bukti sejarah menunjukkan, kanal dibuat pada masa Raja Persia, Darius yang berkuasa pada tahun 522 486 SM.

Baca Juga

"Panjang perjalanan kanal itu empat hari, dan digali cukup lebar," tulis Herodotus. Ia memperkirakan, lebar kanal sekitar 25 meter.

Darius menghiasi rute kanalnya yang dimulai di dekat Bubastis di cabang paling timur Sungai Nil itu dengan empat monumen menonjol yang ditulisi kata dalam hieroglif. Darius pun dinilai membual dengan mengatakan, "Aku orang Persia, dari Persia aku merebut Mesir, aku memberi perintah untuk menggali kanal ini dari Sungai Nil ke Laut yang mengalir dari Persia. Setelah itu, kanal digali seperti yang aku perintahkan dan kapal-kapal pergi dari Mesir melalui kanal ini ke Persia."

Selain untuk menunjukkan kekuatan Kekaisaran Persia kepada rakyat Mesir, kanal Darius digunakan pula sebagai jalur mengekspor produk-produk rampasan pe rang dari Nil ke Persia. Kabarnya jum lah barang-barang tersebut cukup banyak. Patung Darius ditemukan oleh para arkeolog pada 1972 di Susa. Patung diukir dengan gaya Mesir dari batu pasir grywacke yang digali di Gurun Timur Mesir. Para arkeolog yakin, batu pasir itu dikirim ke Persia melalui kanal.

Kemungkinan ada sejarah lebih awal mengenai gagasan kanal ke Laut Merah. Filsuf Yunani Aristoteles bercerita, se orang raja bernama Sesotris atau mung kin Senwosret III yang berkuasa pada 1845 1837 SM mempertimbangkan meng gali kanal, tapi ia menyerah kare na takut laut akan membanjiri Mesir.

Herodotus menambahkan, seorang raja bernama Neccho yang kemung kinan penguasa Dinasti ke-26 Neccho II mulai membangun sebuah kanal pada sekitar 12 abad kemudian. Namun, sang raja berhenti ketika seorang peramal menasihatinya supaya mengalihkan perhatian ke perang di Levant.

Herodotus menilai, ada 120 ribu orang tewas dalam upaya penggalian kanal. Tidak diketahui secara pasti, apakah kanal Persia benar-benar tidak digunakan lagi, Ptolemeus II Philadelphus yang memerintah pada 283 hingga 246 SM mengklaim, telah menggali kanal baru. Bahkan, beberapa penulis Yunani kuno yang anti-Rusia menyatakan, Ptolemeus II merupakan orang pertama yang berhasil memotong sebuah kanal ke laut. Mereka mengata kan, sebelumnya Darius telah gagal.

Jika kanal Darius berhubungan dengan pengangkutan jarahan kekaisaran dari Mesir, kanal Ptolemeus membalikkan arah tersebut. Di bawah dinasti yang didirikan oleh penerus Alexander Agung, Mesir bukan lagi pengikut kekuatan asing, melainkan sebuah kerajaan mandiri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement