REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Indonesia (MP3I) bekerja sama dengan Dompet Dhuafa menyelenggarakan program pemberdayaan berbasis pesantren di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Acara yang digelar sejak Ahad (4/8) itu meliputi program jangka pendek dan jangka panjang.
Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi mengatakan, tujuan diadakannya program pemberdayaan berbasis pesantren untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan pengelola pesantren. Juga untuk mengembangkan unit usaha lembaga keuangan mikro berbasis pesantren
"Pada pelatihan kali ini kita melibatkan sebanyak 30 pengelola pesantren yang tersebar di Jawa Timur," kata Nasyith melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Selasa (6/8).
Dompet Dhuafa bersama keluarga besar KH Hasyim Asy'ari dan Pesantren Tebuireng juga bekerjasama mendirikan Rumah Sakit (RS). RS tersebut diberi nama Rumah Sehat Hasyim Asy'ari dan berdiri di atas lahan seluas satu hektar atas wakaf keluarga besar KH Hasyim Asy'ari.
Nasyith menjelaskan, Rumah Sehat Hasyim Asy'ari adalah RS yang menggunakan konsep sehat fisik, sehat mental, sehat sosial dan sehat spiritual. Saat ini, Dompet Dhuafa sedang proses penyusunan studi kelayakan dan penyusunan perencanaan pengembangan. Dompet Dhuafa mendapat kepercayaan dari yayasan Pondok Pesantren Tebuireng untuk mengelola aset wakaf itu.
"Dompet Dhuafa akan lebih memproduktifkan aset tanah wakaf tersebut sebaik-baiknya, dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Jombang khususnya dan Jawa Timur pada umumnya," ujarnya.
Dompet Dhuafa sebagai institusi yang berhikmat dalam pemberdayaan, pelayanan dan pembelaan pada kaum dhuafa. Maka kali ini melalui bidang kesehatan akan melayani kaum dhuafa bersama Yayasan Pondok Pesantren Tebuireng. Juga bersama masyarakat Jawa Timur dan Indonesia.
"Kita patungan dengan wakaf melalui uang, untuk mendirikan Rumah Sehat Hasyim Asy'ari," kata Nasyith.
Terpisah, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid menegaskan, pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Nusantara. Jauh sebelum berkembangnya pendidikan modern yang marak ditemui pada saat ini. Pengelolaan zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang profesional menjadi tolak ukur pengembangan ekonomi mikro syariah, termasuk di lingkungan pesantren pada zaman sekarang.