Senin 05 Aug 2019 21:38 WIB

Tim Temukan Hewan Kurban yang Dijual Tak Sehat

Hewan kurban yang diketahui mengidap penyakit dimasukkan ke karantina

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Hasanul Rizqa
Hewan Kurban (Ilustrasi)
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Hewan Kurban (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tim Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Bandar Lampung melakukan pemeriksaan terhadap lapak-lapak penjualan hewan kurban di wilayah Kota Bandar Lampung, Senin (5/8). Dari hasil pemeriksaan, tim menemukan beberapa hewan kurban yang terbukti dijual dalam kondisi tak sehat.

Sepekan menjelang Idul Adha 1440 Hijriah, tim Distanak Kota Bandar Lampung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lapak-lapak penjualan hewan kurban yang mulai menjamur di pinggir-pinggir jalan dan pemukiman penduduk.

Baca Juga

Tim ingin memastikan hewan ternak untuk kurban tersebut sehat dan layak untuk dijual kepada masyarakat. Tim bergerak ke lapak penjualan hewan kurban di Jalan Sultan Agung, Kecamatan Wayhalim. Di tempat tersebut, tim mendapatkan hewan ternak untuk kurban tidak layak atau tidak sehat.

Setibanya di lapak penjualan hewan kurban, tim melakukan pemeriksaan satu per satu hewan kurban seperti kambing dan sapi. Tim mengecek fisik hewan, mulut, ujung kaki, dan juga kondisi kepala hewan.

“Dari hasil pemeriksaan petugas menemukan hewan kurban yang akan dijual tidak layak atau terjangkit penyakit,” kata Kepala Distanak Kota Bandar Lampung Agustini, Senin (5/8).

Penyakit yang mengidak di hewan yang akan dijual tersebut yakni penyakit mata. Puluhan hewan kurban yang dikunjungi, rata-rata mengidap penyakit mata.

Hewan kurban yang diketahui mengidap penyakit, ujar dia, sudah dilakukan karantina agar tidak menular dan dijual kepada masyarakat. Lapak-lapak penjualan hewan kurban di Kota Bandar Lampung menyediaan sekitar dua ribu ekor sapi dan tiga ribu kambing.

Menurut Agustini, hewan yang akan dikurbankan harus memenuhi syarat seperti umur lebih dari satu tahun untuk kambing, dan dua tahun untuk sapi, sedangkan domba enam bulan. Selain itu, fisik hewan kurban tidak cacat termasuk gigi. Kemudian, tidak berpenyakit secara psikisnya.

Distanak Kota Bandar Lampung menerjunkan 20 tim untuk menyambangi berbagai lapak-lapak penjualan hewan kurban langsung di masyarakat. Tim juga memberikan sosialisasi kepada penjual hewan kurban terkait dengan penyakit hewan dan lainnya.

Menurut Gani, petugas lapak penjualan hewan kurban di Wayhalim, mengakut tidak mengetahui kalau ada hewan kurban yang dijual ada penyakitnya. Ia mengatakan hewan-hewan kurban tersebut berasal dari peternak, sedangkan penjual bersifat pengumpul saja.

“Kami tidak tahu kalau penyakit, soalnya kami hanya pengumpul atau penjual bukan peternak langsung,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement