Senin 05 Aug 2019 18:46 WIB

Makna Amal

Amal akan dihitung sejak ia diniatkan hingga ia tuntas di akhirnya.

berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi
Foto: Republika
berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lelaki ini berani luar biasa. Tak dibiarkannya musuh-musuh Allah yang lewat di hadapannya lolos. Ia menerjang kawanan musuh tanpa rasa takut. Lelaki ini menjadi magnet perhatian para sahabat Rasulullah SAW. Gesit, berani, dan tak kenal rasa takut kala berjihad. Benar-benar sosok mujahid sejati.

Namun, keliru. Gumaman para sahabat yang menyebutnya, “Dia pasti yang beruntung dalam peperangan ini,” dipatahkan Rasulullah SAW. “Sungguh dia adalah ahli neraka.”

Sontak sabda Nabi Muhammad SAW tersebut membuat para sahabat keheranan. Bagaimana mungkin, seseorang yang sangat berani membela panji Allah dan dijanjikan masuk surga jika syahid justru divonis masuk neraka?

Maka, salah seorang sahabat lain mengikuti lelaki tersebut. Sang lelaki itu pun terluka hingga ia mengeluh kesah. Ia tak tahan rasa sakit yang teramat itu. Lantas ia mencabut pedangnya dan ia tancapkan di tubuhnya. Lelaki itu pun tewas bunuh diri justru saat pintu surga terbuka bagi yang syahid dalam medan pertempuran.

Kisah yang termaktub dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Bukhari ini memberikan banyak makna tentang amal. Bisa jadi apa yang tampak menjadi amal saleh di hadapan manusia belum tentu bermakna amal saleh di hadapan Allah SWT.

Amal akan dihitung sejak ia diniatkan hingga ia tuntas di akhirnya. Bahkan, sebuah amal justru dilihat di saat ujung dituntaskannya. Apakah ia tetap lurus dalam kaidah sunah baik tata cara maupun niat atau justru ia menyeleweng lewat niat-niat halus yang menggoda. Hidup dinilai dari akhirnya.

Ada sebuah hadis lain. Hadis yang cukup panjang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud RA. “Ada seseorang di antara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga,” ungkap Nabi SAW dalam sabdanya. “Sehingga, tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali hanya sehasta. Kemudian ia didahului ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka.”

“Ada di antara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka,” ujar Rasulullah SAW melanjutkan, “Sehingga jaraknya dengan neraka hanya tinggal sehasta. Kemudian ia didahului ketetapan Allah lalu mengamalkan perbuatan ahli surga, maka ia masuk surga.”

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement