REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Global Qurban Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus melanjutkan pemanfaatan marketplace untuk menjual hewan-hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1440/2019. Presiden Gobal ACT, Hafit T Mas'ud mengatakan, kontribusi dari marketplace dan e-commerce tahun lalu setidaknya hampir 30 persen dari total perolehan gabungan hewan kurban.
Menurut dia, pada 2018 lalu ada sembilan channel e-commerce yang digunakan Global Qurban ACT untuk menjual hewan kurban, sedangkan tahun ini meningkat menjadi 14 e-commerce. Delapan hari menjelang Idul Adha, kata dia, perkembangan tahun ini juga sangat baik.
"Tahun ini alhamdulillah H-8 performanya juga sangat baik. Diharapkan bisa melebihi tahun lalu dengan jumlah e-commerce yang bekerjasama ada 14," ujar Hafit saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (4/8).
Dia menjelaskan, penjualan hewan kurban lewat marketplace memang sangat efektif di era digital sekarang ini. Menurut dia, pengguna marketplace saat ini sudah semakin bertambah dan bahkan menjadi lifestyle, sehingga otomatis penawaran kurban juga harus mengikuti perkembangan tersebut.
"Alhamdulillah, lebih efektif dan lebih mudah bagi para pekurban. Target e-commerce kita sekitaran 30-40 persen untuk perolehan kurban tahun 1440 Hijriah ini, InsyaaAllah," ucapnya.
Sementara, terkait penjualan hewan kurban, Global Qurban ACT menargetkan 100 ribu hewan setara kambing pada tahun ini. Hewan kurban tersebut akan didistribusikan di dalam dan di luar negeri, khususnya ke wilayah-wilayah terpapar bencana, konflik, dan juga kantong-kantong kemiskinan.
"Target penjualan hewan kurban Global Qurban ACT sendiri masih tetap sama di sekitaran 100 ribu hewan setara kambing," kata Hafit.
Bahkan, tambahnya, Global Qurban ACT juga membuka kurban khusus untuk masyarakat yang terpapar gempa bumi di kawasan Selat Sunda. Dia berharap, penyaluran kurban ke kawasan bencana tersebut bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak.
"Penyaluran semoga ini bisa sedikit meringankan beban mereka akibat musibah tersebut," jelas Hafit.