REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lisan merupakan salah satu indra bagi manusia. Keberadaan lisan bagaikan dua mata pisau tergantung dari penggunaannya. Dalam bersuci atau thaharah, mulut men jadi salah satu bagian yang perlu disucikan dengan berkumur-ku mur. Ustaz Abu Farris Yudi Kur nia dalam kajiannya menyebut penyebab banyak orang masuk neraka adalah karena lisannya.
Nabi SAW pernah bersabda bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Ketika ditanya oleh sahabat tentang penyebab banyaknya wanita di neraka, beliau menjawab karena kekufurannya kepada pasangannya.
"Kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika Anda berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat Anda (sedikit ) kejelekan, maka dia akan mengatakan, 'Saya tidak melihat kebaikan sedi kitpun dari anda.'"
"Sebagai umat Islam, kita dibebankan dengan menjaga lisan dalam kebaikan. Dilarang meng ucapkan kalimat atau doa yang jelek, apalagi melaknat, mencaci maki, atau hal lain yang bernada buruk," ujar Ustaz Abu Farris.
Ia pun menyebut banyak perbuatan jelek awalnya dimulai dari lisan. Kufur dan syirik, juga bi sa bermula dari lisan yang tidak me nerima takdir lalu meratap hingga berdusta. Hasad, ghibah, dan menyebarkan informasi palsu juga bagian dari tidak menjaga lisan dengan baik.
Ia pun menyebut lisan tidak hanya terbatas apa yang diucapkan langsung oleh seseorang. Apa yang ditulis lalu disebarkan juga bagian dari lisan. Jika seseorang ikut menyebarkan tulisan orang lain yang berisi keburukan atau informasi bohong, ini termasuk bagian dari fitnah.
Ustaz Abu Farris menyebut ada banyak dalil yang menjelas kan tentang perkara menjaga lisan, baik dalam Quran maupun hadis. Dalam QS al-Mu'minun ayat 3 disebutkan ciri-ciri orang ber iman, "dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna." Perkataan yang tidak ber gu na adalah ucapan yang keluar da ri jalur syariah. Orang yang beriman akan benar-benar menjaga lisannya dalam perkara yang siasia apalagi menarik diri kepada dosa.
Dalil lainnya tentang pentingnya menjaga lisan ada pada QS an-Nur ayat 24, "Pada hari (ke tika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." Ustaz Abu Farris meng ingatkan umat Islam untuk berhati-hati karena lisan menentukan apa yang akan terjadi, baik di dunia maupun akhirat.
Rasulullah SAW bersabda, "Ba rang siapa yang beriman ke pada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah."
Imam asy-Syafi'i menjelaskan makna hadis di atas adalah jika hendak berkata maka berpikirlah terlebih dahulu,. Jika yang tam pak adalah kebaikan maka ucapkanlah perkataan tersebut, tetapi jika yang tampak adalah keburukan atau bahkan dirasa raguragu maka tahanlah dirimu (dari mengucapkan perkataan tersebut).
"Lisan ini menjadi barometer timbangan keimanan kepada Allah dan hari akhir," ujar dia.