Senin 29 Jul 2019 15:15 WIB

Dompet Dhuafa Ajak Kalangan Muda Deteksi Dini Katarak

Katarak menjadi penyebab terbanyak kebutaan di Indonesia.

Dompet Dhuafa Yogyakarta mengadakan pelatihan deteksi dini katarak dan screening retinopati diabetik.
Foto: Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa Yogyakarta mengadakan pelatihan deteksi dini katarak dan screening retinopati diabetik.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menyadari pentingnya kesehatan pada mata, Dompet Dhuafa Yogyakarta mengadakan pelatihan deteksi dini katarak dan screening retinopati diabetik. Kegiatan yang diadakan pada Ahad (28/7) lalu, terselenggara atas kerja sama antara Dompet Dhuafa, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Cabang Yogyakarta, Rumah Sakit Queen Latifa Yogyakarta.

“Masalah kesehatan adalah masalah yang besar, untuk menanganinya tidak hanya pihak pemerintah saja yang harus bertanggung jawab. Melalui pelatihan, screening retinopati diabetik, dan operasi katarak ini, Dompet Dhuafa menggandeng berbagai elemen untuk bersama-sama menyebarkan nilai kebaikan yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat,” ucap Bambang Edi Prasetyo Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Yogyakarta di sela-sela kesibukannya, Senin (29/7).

Baca Juga

Katarak menjadi penyebab terbanyak kebutaan di Indonesia. Menurut data Departemen kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, angka kebutaan di negara kita mencapai tiga persen untuk penduduk usia di atas 50 tahun, dimana 60 persennya disebabkan oleh katarak. Efek buruk dari adanya katarak adalah menurunnya produktifitas karena terbatasnya penglihatan dan pada level terparah menyebabkan kebutaan.

Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab katarak, salah satunya adalah Diabetes Mellitus (DM). Penyakit ini menduduki peringkat ke-4 dalam 10 besar penyakit yang dialami masyarakat Yogyakarta. Pola makan warga Yogyakarta yang cenderung suka manis, angka harapan hidup yang tinggi merupakan faktor logis tingginya di Yogyakarta.

“Sangat bermanfaat pelatihan pendeteksi dini tentang penderita katarak karena untuk bisa membantu masyarakat yang belum mengetahui dan bisa mengarahkan untuk memeriksakan sedini mungkin dan menambah pengetahuan adik-adik Pramuka tentang penyakit katarak, penyebabnya dan pencegahanya bagi masyarakat sekitar,” ujar Siswanti, pembina anggota Pramuka Kwarda DIY.

Para generasi muda yang terhimpun dalam Saka Bhakti Husada Pramuka mendapat pelatihan dan materi tentang katarak, mulai dari faktor risiko, ciri-ciri, cara deteksi, hingga tindakan pencegahannya. Materi disampaikan langsung oleh para dokter spesialis mata yang tergabung dalam Perdami.

Setelah mendapatkan pelatihan, para anggota Pramuka akan mempraktikkan ke masyarakat dengan menjadi case finder katarak. Masyarakat yang terdeteksi katarak nantinya akan dilakukan operasi katarak gratis tanggal 1 September 2019.

Operasi katarak ini juga terselenggara berkat kerja sama keempat institusi tersebut. Operasi merupakan  tindakan paling efektif, paling efisien, paling menimbulkan benefit paling tinggi daripada tindakan prosedur lainnya, sehingga penderita katarak yang tadinya tidak produktif jadi produktif lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement