Selasa 23 Jul 2019 11:11 WIB

Polo Permainan Para Raja

Permainan ini diperkirakan telah hadir sekitar 2.500 tahun silam.

Olahraga Polo
Foto: Wikipedia
Olahraga Polo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polo mungkin kurang dikenal di Indonesia. Namun, di sejumlah negara, permainan ini sangat populer. Di Inggris misalnya, para anggota kerajaan kerap memainkannya. Namun, dari manakah sebenarnya asal muasal permainan ini?

Polo merupakan salah satu jenis olahraga yang dimainkan dengan menunggang kuda. Standar sebuah pertandingan polo terdiri atas empat set yang disebut chukka. Satu kali permainan atau chukka berlangsung selama tujuh menit. Setiap pemain di kedua sisi membutuhkan kuda yang baru untuk sesi yang berbeda.

Permainan ini diperkirakan telah hadir setidaknya 2.500 tahun silam di sebuah tempat berjarak sekitar 200 kilometer dari Iran, tepatnya di seberang Selat Hormuz. Diperkirakan pula, polo atau chogan (dari Bahasa Persia) berasal dari Suku Arya di Asia Tengah.

Permainan pertama chogan tercatat dalam sejarah berlangsung sekitar 600 SM. Hal ini terjadi ketika orang Persia menyerang orang-orang Turki, dan kalah. Dalam seni dan sastra Persia, ada seorang penyair yang hidup di periode tersebut hingga masa ke jayaannya di abad pertengahan.

 

Dialah Abu al-Qasim Firdausi yang dalam bukunya Shahnama (Book of Kings) memberikan beberapa deskripsi tentang polo. Disebutkan dalam buku itu, ada permainan yang sangat membutuhkan kemampuan menunggang kuda dan keberanian para pemainnya.

Satu abad kemudian, dikutip oleh George Morrison dalam History of Persian Lite ra ture, seorang amir dari Dinasti Ziyariyah mem berikan nasihat untuk putranya, Gilan shah. Dalam nasihatnya, ia menuliskan tentang pesan kehidupan, yakni "Makan, minum, bermain polo, membeli budak, berobat, membuat puisi, menjadi ahli militer, cinta, perkawinan, bermusik, dan banyak lagi."

Bagi para penyair Persia, polo jelas bukan sebatas permainan. Polo menjadi simbol dari kehidupan itu sendiri. Penjelasan me nge nai polo juga tidak hanya ditemukan dalam literatur atau syair. Dalam syair atau literatur polo biasanya digambarkan sebagai olahraga yang begitu menarik.

Kala itu, banyak perpustakaan besar di dunia dengan bangga menampilkan naskah bergambar dari Persia yang menampilkan pertandingan polo dengan peserta para anggota kerajaan. Sementara itu, penontonnya bersorak gembira.

Lama kelamaan, polo berevolusi menjadi permainan para raja setelah dilindungi oleh kedaulatan Kekaisaran Parthia (247 SM 244 M).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement