REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Philanthropy Learning Forum kembali digelar untuk ke-24 kalinya, dan berbarengan dengan peluncuran Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi. Ada delapan lembaga filantropi yang bersatu dalam naungan ‘Filantropi Indonesia’. Ke depan, lembaga ini akan berkonsentrasi mengatasi masalah sampah di Indonesia.
Klaster yang difasilitasi ‘Filantropi Indonesia’ ini beranggotakan delapan organisasi, seperti The Nature Conservacy (TNC), Dompet Dhuafa, Greeneration Foundation, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Belantara Foundation, Yayasan Kehati, Yayasan Tzu Chi, dan Coca Cola Foundation Indonesia.
Country Director The Nature Conservacy (TNC), Rizal Algamar menyatakan, inisiatif pembentukkan klaster tersebut untuk mendorong kolaborasi lintas sektor guna memfasilitasi program pelesatarian lingkungan.
“Melalui klaster ini, organisasi-organisasi filantropi yang concern pada isu lingkungan bisa saling belajar, berbagi informasi, melakukan sinergi serta advokasi secara bersama-sama,” ujar Rizal dalam acara peluncuran tersebut yang digelar di Accelerice Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/7).
Rizal yang ditunjuk sebagai koordinator klaster tersebut menjelaskan, pada 2019 ini telah disepakati fokus garapan klaster adalah mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup yang di wilayah urban atau perkotaan, seperti masalah sampah, sumber air, dan sebagainya.
Sementara Direktur Filantropi Indonesia, Hamid Abidin mengatakan, pembentukan Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi ini, dilakukan untuk menjawab kebutuhan organisasi-organisasi filantropi baik anggota dan jaringan FI. Ini juga bertujuan agar organisasi-organisasi itu bisa bertemu dan berdiskusi dengan organisasi yang punya perhatian dan program yang sama.
“Mereka diharapkan bisa lebih intens dalam berdiskusi dan memahami berbagai inisiatif yang dilakukan pihak lain. Dengan demikian, masing-masing organisasi akan mendapatkan penajaman dan inspirasi dari organisasi lain dalam menjawab beragam tantangan dalam pengelolaan lingkungan hidup,” ujar Hamid dalam kesempatan yang sama.
Melalui klaster filantropi ini, juga diharapkan tidak terjadi lagi tumpang tindih program dan justru bisa mendorong kolaborasi agar program yang dijalankan bisa lebih efektif dan berdampak.