Kamis 11 Jul 2019 20:00 WIB

Yuk, Pahami Adab Berdoa

Doa menjadi inti ibadah.

Ilustrasi Berdoa
Foto: Pixabay
Ilustrasi Berdoa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Doa menjadi inti ibadah sebab rangkaian doa terdapat dalam setiap ritual ibadah yang ditunaikan seorang Muslim. Dalam doa, ada harapan hadirnya berkah dan keselamatan serta permohonan terhindar dari keburukan dan penderitaan. Menurut Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, berdoa merupakan ibadah yang agung.

Penulis buku Mausuu’atul Aadab al-Islaamiyyah ini juga menjelaskan bahwa doa menunjukkan sebuah bukti akan ketergantungan manusia pada Tuhannya. Melalui doa, tergambar dengan jelas bahwa manusia tak mempunyai daya dalam menggapai segala yang ia inginkan dan menolak segala bala, tanpa bantuan Allah SWT.

Hal yang mestinya tak terabaikan dalam persoalan doa ini adalah tata kramanya. Sehingga, harapan yang terbalut dalam doa, tercapai. Sayyid Nada mengatakan, ada beberapa hal penting dalam berdoa. Pertama, niat yang benar. Setiap berdoa, mestinya seseorang berniat menegakkan ibadah kepada Allah sebab doa adalah ibadah yang agung.

Kedua, berdoa dalam keadaan suci. Sayyid Nada menjelaskan, tak ada salahnya memang jika seseorang berdoa dalam keadaan tak berwudhu. Namun, akan lebih baik jika saat berdoa dalam keadaan suci. Ketiga, meminta kepada Allah dengan menengadahkan bagian dalam telapak tangan.

Menopang pernyataannya itu, Sayyid Nada mengutip hadis riwayat Abu Dawud yang berbunyi Jika kamu meminta kepada Allah SWT maka mintalah dengan menengadahkan bagian dalam telapak tangan. Janganlah kamu memintanya dengan menengadahkan punggung telapak tangan.”

Keempat, memulai doa dengan hamdalah dan puji-pujian kepada Allah SWT. Hadis yang diriwayatkan Abu Dawud menjadi pijakan, yakni Jika salah seorang dari kalian berdoa, hendaklah memulainya dengan mengucapkan hamdalah dan pujian kepada Allah. Lalu, bershalawat kepada Nabi Muhammad barulah meminta apa yang diinginkan.”

Kelima, sungguh-sungguh dalam meminta, menghadirkan hati dalam berdoa, dan yakin bahwa doanya akan dikabulkan. Sayyid Nada mengatakan, tak sepatutnya seseorang ragu dalam berdoa atau menyatakan pengecualian dengan mengucapkan Jika Engkau berkendak ya Allah.” Sebaliknya, orang itu harus sungguh-sungguh.

Ini dijelaskan dalam hadis yang diriwatkan Al-Bukhari dan Muslim, yaitu Janganlah salah seorang dari kamu mengatakan, ‘Ya Allah ampunilah aku jika Engkau mau. Ya Allah berilah aku rahmat jika Engkau mau. Ya Allah, berilah aku rizki jika Engkau mau.’ Hendaklah ia bersungguh-sungguh ketika meminta karena Allah kuasa untuk melakukan apa yang Dia kehendaki. Tidak ada pula yang dapat memaksakan sesuatu kepada Allah.”

Selain itu, orang yang berdoa sebaiknya menghadirkan hati dan pikirannya. Sayyid Nada mengingatkan, janganlah berdoa hanya dengan lisan sementara hatinya entah ke mana. Ia menegaskan, doa semacam itu tidak akan dikabulkan. Tadaburi juga doa yang terucap,” katanya menegaskan.

Orang yang berdoa ditekankan pula mempunyai keyakinan apa yang ia harapkan dalam doanya kelak terkabul. Sebab, Allah telah menjanjikan hal itu. Dengan demikian, seorang Muslim dituntut membenarkan apa yang dijanjikan Allah karena Dia tak akan mengingkari janji.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement