REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Superqurban, program distribusi daging oleh Rumah Zakat diyakini bisa menjadi solusi ketahanan pangan Indonesia dan dunia. Superqurban adalah program optimalisasi kurban dengan mengolah dan mengemas daging kurban menjadi cadangan pangan dari protein hewani dalam bentuk kornet ataupun rendang.
Proses tersebut dilakukan sesuai syariah yang dicontohkan pada zaman nabi. Hewan kurban dipilih yang sudah sesuai umur, sehat, dan tidak ada cacat berdasarkan pengawasan dewan syariah dan dokter hewan. Pemotongannya dilakukan di hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik.
"Superqurban ini sesuai hadist yang disampaikan oleh Aisyah, bahwa dahulu mereka biasa mengasinkan (mengawetkan) daging udhiyyah (kurban) sehingga mereka bawa ke Madinah. Kemudian Nabi SAW bersabda: “Janganlah kalian menghabiskan daging udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu tiga hari,” (HR. Bukhari-Muslim)," ujar Nur Efendi, CEO Rumah Zakat, Rabu (10/7).
Diproses dengan menggunakan teknologi tinggi, Superqurban bisa tahan hingga tiga tahun. Hal ini yang membuat Superqurban bisa dinikmati sepanjang tahun oleh masyarakat pelosok Indonesia bahkan dunia.
Dia mangatakan sebagai negara yang terletak di wilayah yang rawan bencana, Indonesia harus terus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana serta potensi kerawanan pangan yang bersifat transien sebagai dampak bencana. Melalui program Superqurban Rumah Zakat memberikan solusi dalam ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat yang terkena bencana tersebut.