Selasa 09 Jul 2019 22:17 WIB

ACT Kirimkan Air Bersih untuk Warga Karangasem

Kekeringan sudah mulai terjadi di beberapa titik di Pulau Bali.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
ACT Lampung pasok air bersih ke kampung warga di Panjang, Bandar Lampung, Senin (8/7).
Foto: dok. ACT Lampung
ACT Lampung pasok air bersih ke kampung warga di Panjang, Bandar Lampung, Senin (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di pekan pertama dan kedua bulan Juli ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mulai mendistribusikan air bersih ke desa-desa terdampak kemarau di Bali. Kekeringan sudah mulai terjadi di beberapa titik di Pulau Bali, mengakibatkan warga kesulitan mendapatkan air.

Beberapa desa di Karangasem, Kabupaten tempat Gunung Agung kokoh berdiri, terpantau sudah mengalami kekeringan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Cabang ACT Bali, Arif Marsudi.

Baca Juga

“Kecamatan Rendang mencakup Gunung Agung hingga lerengnya di bagian barat. Saat ini di  Kecamatan Rendang banyak desa yang mengalami kekeringan. Kondisi ini membuat warganya harus turun gunung untuk mencari sumber air. Jalan naik-turun dan berkelok, serta beban membawa air menjadi tantangan warga untuk membawa air ke rumah,” ungkap Arif Marsudi dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Selasa (9/7).

Hari tanpa hujan yang telah berlangsung cukup lama di Karangasem. Membuat persediaan air dalam tandon yang biasa masyarakat tampung mulai menipis persediaannya.

Senin (8/7) kemarin, ACT Bali mendistribusikan air bersih ke Kecamatan Rendang, tepatnya di Desa Menanga dan Banjar Belatung. Sebanyak 5 ribu liter air diberikan untuk mencukupi kebutuhan air ratusan kepala keluarga.

"Air kami ambil dari sumber air di kaki Gunung Agung. Kondisi medan yang menantang membuat tim agak sulit mencapai desa,” ucap dia.

Dibantu relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Karangasem, pendistribusian berjalan lancar. Salah satu warga Menanga, Simpan mengatakan sangat terbantu dengan adanya bantuan air ini. Setidaknya, warga tak perlu bolak-balik ke sumber air yang jauh dari permukiman untuk beberapa waktu ke depan.

Tak hanya melakukan pendistribusian air bersih, ACT bersama MRI juga melakukan ramah-tamah ke warga. Kegiatan ini sekaligus memperkenalkan ACT dan MRI Bali di kalangan warga desa dan sekitarnya.

Seperti di Jawa, di Bali dampak kemarau telah dirasakan oleh sebagaian wilayahnya. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Kamis (27/6) lalu merilis data wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami kekeringan di awal musim kemarau ini.

Oleh BMKG, Pulau Bali diberikan warna merah sebagai tanda “awas”. Curah hujan sangat rendah di wilayah Bali, dengan hari tanpa hujan (HTH) yang cukup lama dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam sepekan ini, ACT Bali akan mendistribusikan air di wilayah Karangasem lainnya. Rahman selaku Ketua MRI Karangasem mengatakan, air akan dikirimkan ke wilayah yang terdampak kekeringan, seperti di Banjar Batusesah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement