Ahad 07 Jul 2019 19:19 WIB

Tiga Masjid Terkenal di Selandia Baru

Islam di Selandia Baru merupakan agama minoritas.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Salah satu masjid di Selandia Baru yang terletak di pulau utara, tepatnya di kota Hastings.
Foto: Wikipedia
Salah satu masjid di Selandia Baru yang terletak di pulau utara, tepatnya di kota Hastings.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam di Selandia Baru merupakan agama minoritas. Sejumlah kecil imigran Muslim dari Asia Selatan dan Eropa Timur menetap di sana dari awal 1900-an hingga 1960-an.

Gelombang besar imigrasi Muslim dimulai pada 1970. Ketika itu masyarakat Indian Fiji berdatangan. Kemudian pengungsi dari berbagai negara yang dilanda perang mendatangi Selandia Baru pada 1990. Mayo ritas Muslim adalah Suni. Islam diperkirakan menjadi agama yang tumbuh paling cepat di Maori.

Pusat Islam pertama dibuka pada 1959. Sekarang ada beberapa masjid dan dua sekolah Islam yang menjadi pusat kegiatan Muslim setempat. Berikut ini adalah tiga masjid terkenal di Selandia Baru.

Masjid e Umar

Pada 26 Juni 1996, perjanjian untuk membeli properti di 185 Stoddard Road, Mt. Roskill ditandatangani di tengah banyak kritik masyarakat. Mereka memprotes properti itu terlalu mahal untuk masjid. Bangunan tersebut dibeli pada lelang seharga 1,5 juta dolar AS. Saat ini harganya lebih dari 4 juta dolar AS, termasuk properti di sekitarnya dibeli selama periode ini. Kelak bangunan itu menjadi Masjid e Umar yang kini menarik orang untuk tinggal di Mt Roskill.

Daerah tersebut menjadi titik perkumpulan Muslim di Selandia Baru. Agen perumahan mengiklankan properti di Mt. Area Roskill dengan kata-kata yang berbeda, "Dekat atau jauh dari masjid." Daerah itu dilengkapi dengan toko yang nyaman, perusahaan susu, toko, supermarket, dan berbagai pengecer yang menjajakan makanan dan minuman halal. Muslim di sana menjalani kehidupan dengan nyaman: menikmati makanan halal dan melaksanakan shalat di masjid-masjid.

Masjid Canterbury

Ini merupakan bangunan yang bersejarah. Masjid ini berada di Pulau Selatan, Christchurch yang dibangun pada 1985. Sekretaris Asosiasi Muslim Canterbury (MAC) Abdelfattah Qasem me ngatakan, masjid itu memiliki sekitar 550 anggota dari 40 negara. Banyak dari mereka adalah pengungsi yang melarikan diri dari konflik di luar negeri.

Mereka datang ke Christchurch untuk kehidupan yang lebih damai. Masyarakat setempat menjadikan masjid ini terbuka untuk semua orang, termasuk masyarakat luas dan non-Muslim. Dari sanalah mereka beraktivitas meramaikan dan memakmurka masjid, serta menebarkan pesan takwa dan kasih sayang kepada masyarakat luas. Kehidupan masyarakat setempat berjalan dengan damai penuh kebersamaan.

Masjid Baitul Mokarram

Bangunan ini disebut Masjid Hawkes Bay sesuai dengan nama kota tempat ibadah itu berada.Terletak di sudut Heretaunga Street East dan Riverslea Road North. Sekitar 20 menit berkendara dari Kota Napier. Masjid ini terletak di Kota Hawkes Bay dengan penduduk Muslim sebanyak 500 orang.

Tak hanya ketika shalat Jumat, ketika Ramadhan tiba masjid ini ramai dengan jamaah. Mereka merayakan Ramadhan dan meramaikan masjid sejak hari pertama. Masjid ini tidak memiliki menara. Seluruh masjid di Hastings memang tidak memiliki menara. Namun, suara azan tetap berku man dang menjadi tanda dimulainya shalat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement