Sabtu 06 Jul 2019 16:14 WIB

Peserta Terbantu dengan 30 Menit Lancar Baca Alquran

30 Menit Lancar Baca Alquran metode cepat dan cermat baca Alquran.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
Buku membaca Alquran karangan Achmad Farid Hasan dan Zulfi Ida Syarifah ditampilkan diatas meja saat kegiatan 30 Menit Lancar Baca Alquran di Gedung Harian Republika, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Buku membaca Alquran karangan Achmad Farid Hasan dan Zulfi Ida Syarifah ditampilkan diatas meja saat kegiatan 30 Menit Lancar Baca Alquran di Gedung Harian Republika, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah peserta 30 Menit Lancar Baca Alquran tampak serius dan fokus memperhatikan pemaparan Ustaz Achmad Farid Hasan, pengajar metode tersebut. Ustaz Farid menulis ayat Alquran dengan satu per satu huruf hijaiyahnya.

Dia kemudian menambahkan tanda baca dan membimbing peserta membacanya. "B tanda bacanya a? (ba), ada y mati? (bay) n tanda bacanya a? (na), ha tanda bacanya u? (hu) di depannya ada m mati? (hum)," ujar Ustaz Farid yang dituruti para peserta baca Alquran di Kantor Republika, Sabtu (6/7).

Baca Juga

Sebelum sampai ke tahap membaca, peserta terlebih dahulu dikenalkan pada huruf hijaiyah. Kemudian peserta lanjut ke tahapan huruf-huruf hijaiyah ditambahkan dengan tanda baca. Setelah itu, Ustaz Farid mulai menuntun peserta membaca ayat Alquran bersama-sama.

Menurut salah satu peserta 30 Menit Lancar Baca Alquran, Jauhari (57 tahun), metode ini cepat dan cermat. Ia menjelaskan, cepat karena bisa diikuti hanya dalam satu hari dan cermat karena belajar Alquran dengan benar bersama ustaz.

"Pertama, saya ingin belajar baca Alquran yang benar. Kedua, ingin mengetahui dengan metode 30 menit ini orang bisa memahami," ujar Jauhari kepada Republika.

Jauhari mengaku sudah kenal dengan huruf hijaiyah dan sedikit-sedikit bisa membaca Alquran. Akan tetapi, ia tak yakin yang selama ini dilakukan sudah benar sehingga Jauhari mengikuti kelas 30 Menit Membaca Alquran ini untuk menambah kemampuannya.

Ia mengatakan, selama ini belajar membaca Alquran sendiri dengan melihat video di Youtube dan mendengarkan beberapa rekaman orang membaca Alquran. Alasannya, ia terlalu sibuk bekerja. Untuk itu, 30 Menit Membaca Alquran menjadi metode yang bisa dipilih untuk terus menyempurnakan agamanya.

Jauhari, menjadi Muslim ketika ia duduk di bangku SMA, sayangnya dia mengaku hanya Islam di KTP saja. Akan tetapi, tak mau seperti dirinya, anak-anaknya sejak kecil langsung diperkenalkan dengan mendorong mereka belajar agama Islam di Taman Pendidikan Agama (TPA).

Di usianya yang tak lagi muda, Jauhari fokus memperdalam agama Islam. Bahkan ia kembali menuntut ilmu di tingkat strata satu. Namun kini, ia memilih fakultas Agama Islam program studi Tarbiyah di salah satu universitas Islam di Jakarta.

"Dulu saya S1 jurusan filsafat. Kalau sekarang saya benar-benar mau ambil ilmunya, bukan ijazah, buat apa? Sudah tua begini memang bisa buat cari kerja? Saya mau tambah ilmu agama apalagi nanti saya bisa mengajarkannya ke orang lain ilmu yang saya punya," ujar Jauhari.

Selain itu, peserta metode 30 Menit Lancar Baca Alquran ada yang berusia 13 tahun. Hafisena menjadi peserta termuda kali ini. Laki-laki yang masih kelas dua SMP itu tak mau kalah bersemangat belajar meski peserta yang lain mayoritas seumuran orang tuanya.

Nenek dari Hafisena yang ikut menemani cucunya itu mengatakan, Hafisena dilahirkan dari orang tua yang mualaf. Kendati sudah pernah belajar membaca melalui Iqra, Hafisena harus terus belajar agar lancar membaca Alquran.

"Saya temani saja dia biar mau belajar baca Alquran ini, biar dia semangat. Mumpung dia lagi libur kan hari ini," kata sang nenek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement