Di antara orang-orang murtad tersebut, ada Musailamah al-Kadzdzab. Ia mempunyai banyak prajurit dengan kekuatan yang luar biasa. Musailamah mendapat dukungan 40 ribu orang dari kabilah dan para sekutunya. Ia punya prajurit perang yang tangguh. Para pengikutnya banyak yang berasal dari orang-orang Bani Hanifah.
Orang-orang tersebut bukan beriman atau percaya kepada Musailamah. Mereka hanya mengikuti Musailamah karena fanatisme kesukuan. Sebagian dari mereka bahkan pernah menyatakan, “Aku bersaksi, Musailamah adalah pembual besar dan Muhammad adalah orang yang benar. Namun, pembual (dari kabilah) Rabi'ah lebih kami cintai daripada orang yang jujur dari (kabilah) Mudhar.”
Musailamah mengalahkan pasukan kaum Muslim. Dengan kepemimpinan Ikrimah bin Abu Jahal, pasukan Islam berhasil dipukul mundur.
Kekalahan tersebut membuat Abu Bakar mengirim pasukan kedua. Pasukan ini berada di bawah pimpinan Khalid bin al-Walid. Namun sayangnya, pasukan kaum Muslim kembali berguncang dan mundur. Bahkan, pasukan Musailamah berhasil merobohkan markas panglima Khalid bin al-Walid.
Pasukan Muslim merasakan bahaya yang luar biasa. Mereka bahkan berpikir, jika pasukan kaum Muslim benar-benar kalah, niscaya Islam tidak akan pernah berdiri tegak setelah hari itu. Bumi Jazirah Arab tak akan lagi menyembah Allah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
