Kamis 04 Jul 2019 15:45 WIB

UIN Bandung Terus Gelorakan Prinsip Moderasi Islam

Menurut Rektor UIN Bandung, gerakan moderasi Islam jadi bagian dari komitmen kampus

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Mahmud  (kedua dari kiri)
Foto: dok. UIN Bandung
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Mahmud (kedua dari kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Mahmud menegaskan komitmen lembaganya untuk lebih implementatif dalam membumikan gerakan moderasi Islam.

Secara fisik, lanjut dia, fasilitas pendukung untuk hal itu sudah dibangun di kampus 3 Cileunyi. Salah satu implementasinya, miniatur Rumah Moderasi Islam di Jawa Barat. Pengisinya berasal dari berbagai kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Baca Juga

“Ini akan jadi ciri khas dan terobosan dari kami. Saat ini sudah ada dari pemerintah Provinsi Jawa Barat sebanyak 2 lantai, Kementerian PUPR 3 lantai dan dalam proses  dari Kabupaten Bandung yang dibangun di atas lahan seluas 20.854 meter persegi,” jelas Prof Mahmud dalam pernyataan yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/7).

Dalam kesempatan itu, Prof Mahmud melakukan ekspose pembangunan Rumah Moderasi Islam UIN Sunan Gunung Djati bersama tim dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Ekspose itu bertempat di Aula O Djauharuddin AR, kampus UIN Bandung, Bandung hari ini.

Menurut Rektor, gerakan moderasi Islam merupakan bagian dari komitmen kampusnya untuk menjadi agen penyebar gerakan Islam moderat, tak hanya di Jawa Barat, tetapi juga Indonesia.

“Rumah moderasi Islam itu adalah rumah besar bagi mahasiswa yang terpilih, diasramakan disitu, menjadi hafiz, ahli tafsir dan hadis serta perangkat ilmu agama lainnya. Mereka juga menguasai perangkat ilmu pengetahuan dan teknologi, canggih di bidang iptek. Ulama jaman now yang moderat juga update dengan perkembangan dunia digital, itu cita-cita besar kita dan fasilitas pendukungnya alhamdulillah sudah siap,” papar Rektor.

Sejak awal kepemimpinan, rektor menegaskan komitmennya untuk fokus pada agenda moderasi Islam yang dibangun dengan berbagai wacana, diskusi dan lebih lanjut mempersiapkan sarjana ulama untuk konteks kekinian.

“Hulu ke hilir akan kita bangun semaksimal mungkin. Di hulu ada wacana yang kuat dan kokoh, wacana moderasi Islam, di hilir kita akan lahirkan 'ulama zaman now' dengan rumah moderasi Islam tersebut,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mahmud juga menegaskan bahwa di kalangan civitas akademika, terbangun semangat dan cita-cita menjadi pusat moderasi Islam di Jawa Barat.

“Jangan ragukan komitmen keagamaan dan kebangsaan kami. Bagi kami, NKRI harga mati itu adalah keharusan, bukan pilihan. Kami memiliki komitmen untuk menjadi garda depan membangun moderasi Islam. Mohon dukungannya dari semua pihak,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement