REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Limau termasuk jenis buah sitrun yang memiliki beragam nama, salah satunya adalah Apel Persia. Buah ini tumbuh di daerah beriklim panas. Buahnya seperti lemon berwarna keemasan. Aromanya sedap dan airnya asam.
Limau merupakan sumber vitamin C, B1, dan B2. Kulitnya dapat dijadikan bumbu yang mengharumkan dan menambah selera makan. Kulit limau mengeluarkan aroma sedap karena mengandung minyak esensial. Buah ini bisa dijadikan minuman, baik di ngin maupun hangat. Sari limau akan menyebarkan bau harum saat dicampur air, sehingga menggugah selera makan. Perasan limau juga semakin menambah keharuman masakan.
Abu Musa Al Asy'ari mengatakan, Rasulullah pernah bersabda, "Perumpaan seorang mukmin yang membaca Alquran seperti limau, baunya harum dan rasanya enak," (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim). Hadis ini menandakan buah tersebut begitu terkenal di masa Rasulullah hidup. Berikut ini adalah pandangan sejumlah ulama terkait limau.
Ibnu Qayyim
Menurut Ibnu Qayyim, pada buah limau terdapat banyak manfaat, mulai dari kulit, daging, rasa asam, dan bijinya. Kulit limau dapat mengharumkan udara yang tidak sedap, menambah cita rasa masakan, dan dapat membantu melancarkan pencernaan jika dicampur dengan makanan. Sedangkan, dagingnya sangat berguna untuk menyejukkan perut.
Al Ghafari
Konsumsi daging buah ini sangat dianjurkan untuk menyembuhkan wasir. Sedangkan, rasa asamnya dapat mengobati sembelit, menghancurkan batu empedu, meredakan atau menenangkan jantung yang berdebar-debar, dan mengobati sakit kuning. Selain melezatkan makanan, limau juga bermanfaat untuk diare. Man faat lainnya juga berkhasiat untuk menutupi bintik-bintik di wajah.
Ibnu Masuyah
Ahli kedokteran asal Suriah ini mengatakan, limau dapat mencegah racun yang mematikan jika diminum dua takaran yang sudah dikupas dan dicampur dengan air hangat. Limau juga dapat digunakan untuk mengobati memar dengan cara mengoleskannya pada kulit.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
