REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Muhammadiyah melalui perwakilan Lembaga Penanggulangan Bencananya dalam sidang Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss meminta ada perubahan perspektif, tidak eksklusif dalam penyaluran bantuan kemanusiaan internasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Rahmawati Husein yang diundang menjadi pembicara dalam Panel Tingkat Tinggi PBB untuk urusan Kemanusiaan, menyampaikan pengalaman Muhammadiyah dalam penanggupangan bencana di Indonesia dan di beberapa negara.
Rahmawati mengatakan jika organisasi International harus mau berubah dan memiliki perpektif yang baru dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Organisasi Internasional perlu melihat mekanisme yang dipakai di negara tujuan, tidak asal datang tanpa memahami arsitektur kemanusiaan.
"Organisasi Internasional perlu bekerja sama dengan organisasi lokal secara sejajar. Tidak mengarahkan sesuai keinginan atau praktik seperti yang mereka biasa lakukan," ungkap Rahmawati melalui keterangan pers kepada wartawan, Kamis (27/6).
Rahmawati Husein, mengimbau para lembaga kemanusiaan Internasional perlu mencari tahu pemain lokal. Memahami cara kerja organisasi lokal, baik pemerintah maupun organisasi nonpemerintah, termasuk komunitas budaya setempat, dengan mendukung upaya yang dilakukan bukan malah sebaliknya.
"Aktor lokal tersebut sangat penting dan memiliki peran sentral dalam mempercepat penanganan darurat," ujar Dosen Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Dia memberi contoh MDMC PP Muhammmadiyah setiap tahunnya merespons 70 kejadian bencana di Indonesia, meningkat dari 50-an pada 2010-2015.
Oleh karena itu, menurutnya, lembaga kemanusiaan asing penting untuk melengkapi, mendukung secara finansial maupun keahlian, tanpa mendominasi program serta mempertimbangkan keberlanjutan.
Rahmawati Husein, selain membawa nama Muhammadiyah, dia juga menjadi perwakilan Indonesia, sebagai salah satu Unsur Pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dia juga menjadi satu-satunya wakil Asia, dari empat panelis yang berasal dari Kolombia, Liberia, dan Uganda.
Panel Tingkat Tinggi PBB untuk urusan Kemanusiaan di Jenewa Swiss ini mengambil tema khusus 'Penguatan Aksi Kemanusian: Langkah ke depan untuk meningkatkan pelokalan dan pelibatan masyarakat untuk respon yang lebih inklusif dan efektif.'
Panel Tingkat Tinggi dihadiri 191 peserta perwakilan negara-negara anggota PBB, badan-badan PBB, Lembaga/Organisasi Kemanusiaan International, serta lembaga donor.