Selasa 25 Jun 2019 09:18 WIB

Akhlak Sosial dalam Islam

Seorang Muslim hendaknya berpartisipasi dalam bentuk akhlak sosial yang baik.

Sejumlah warga bergotong-royong membersihkan lumpur sisa banjir (Ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah warga bergotong-royong membersihkan lumpur sisa banjir (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Maulana

Secara garis besar, ajaran Islam meliputi tiga aspek penting yaitu akidah, syariah, dan akhlak.

Baca Juga

Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa akhlak merupakan sepertiga dari ajaran Islam dan sekaligus puncak dari seluruh rangkaian ajaran Islam.

Bahkan, semua bentuk ibadah bermuara pada pembentukan akhlak yang mulia. Ini tergambar, misalnya, bahwa shalat dimaksudkan untuk mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, puasa berujung pada ketakwaan, zakat untuk membersihkan harta dan jiwa, sedangkan ibadah haji pada pengorbanan fisik, harta, dan persaudaraan universal.

Akhlak yang mulia berakar dari pancaran keimanan. Itulah sebabnya, kata 'iman dan amal shaleh' selalu disebut bertautan dalam Alquran. Artinya, keimanan yang kuat akan mendorong seorang Muslim untuk senantiasa melakukan perbuatan yang baik.

Akhlak sosial Islam bermula dari kesalehan pribadi/individu. Dari kesalehan pribadi itulah yang akan membentuk keluarga yang saleh. Dan, keluarga yang saleh merupakan salah satu indikator bagi suatu tatanan masyarakat/sosial yang bermoral.

Kesalehan pribadi seorang Muslim berawal dari kebersihan jiwa yang terhindar dari berbagai macam penyakit hati, seperti iri, hasut, dengki, dan benci. Dalam jiwa yang bersih, cinta tulus ikhlas terhadap sesama manusia akan tumbuh dan terpancar jelas pada penampilan dan raut wajah serta lisan yang senantiasa berkata baik/benar.

Rasulullah saw menjelaskan, ''Tersenyum di depan wajah saudaramu adalah sedekah.'' (HR Tirmidzi). Pada hadis lain beliau mengatakan, ''Orang Muslim itu adalah orang yang membuat orang lain terbebas dari gangguan lidah dan tangannya.'' (HR Muslim).

Saat ini, ketika bangsa kita sedang menghadapi berbagai macam permasalahan sosial, selaku Muslim kita dituntut untuk senantiasa bersikap proaktif yang prinsipnya: 'Jangan cela kegelapan, tapi nyalakanlah pelita'.

Dengan kata lain, seorang Muslim senantiasa berpartisipasi langsung dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang baik.

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kita, "Tebarkanlah salam, berikanlah makan kepada orang yang kelaparan, sambunglah hubungan silaturahmi dan shalatlah (Tahajjud) tatkala semua orang terlelap tidur. Niscaya kamu akan masuk surga dengan aman dan sejahtera.'' (HR Tirmidzi).

Jadi, segala tindakan yang dilakukan oleh setiap individu Muslim seharusnyalah selalu dihiasi dengan akhlak yang mulia. Sehingga, ia menjadi, ''Mukmin yang dapat meraih derajat takwa karena keluhuran akhlaknya.''

Jika akhlak sosial Islam telah dihayati oleh setiap individu masyarakat dan teraplikasikan dalam derap langkah kehidupan, maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi terwujudnya tatanan masyarakat madani yang kita cita-citakan bersama. Semoga.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement