Ahad 23 Jun 2019 21:00 WIB

Majelis Taklim Banyak Bermunculan di Jakarta

Kehadiran majelis taklim sejalan dengan tingkat religiositas warga Jakarta.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Massa jamaah majelis taklim se-Jabodetabek menghadiri acara Majelis Taklim Bersholawat di Istora Senayan, Jakarta, Senin (8/4).
Foto: Republika/Muhyiddin
Massa jamaah majelis taklim se-Jabodetabek menghadiri acara Majelis Taklim Bersholawat di Istora Senayan, Jakarta, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejalan dengan tingkat religiositas warga Jakarta yang terus meningkat, beragam pengajian atau majelis taklim pun bermunculan di Jakarta. Di antaranya pengajian ibu-ibu Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT).

Ketua BKMT DKI Jakarta Nurfitria Farhana Chatib menuturkan, pengajian di adakan pekanan, bulanan hingga tahunan. Hal itu termasuk program lain seperti forum studi Islam, serta pembelajaran dan pelatihan keilmuan lain.

Baca Juga

"Jadi, kita ada pembelajaran lain selain ilmu agama. Mereka harus tahu itu, jadi nggak terpaku hanya pada ilmu agama. Misalnya di pengajian BKMT Tebet, seminggu full kajian dari sisi keagamaan lalu ada sisi keterampilan lain," jelasnya saat dihubungi Republika belum lama ini.

Kegiatan BKMT di Jakarta, tambah dia, sudah sangat banyak. Dia menjelaskan, BKMT telah hadir di setiap kecamatan dan wilayah. "Jadi di Jakarta sendiri sudah sampai ribuan kegiatannya. Setiap Muharram kita juga adakan gebyar Muharram, lalu seluruh BKMT di wilayah DKI kumpul mem buat acara besar," ujar Nurfitria.

 

Pengajian BKMT, kata dia, bisa di ada kan di mana saja. Tidak hanya di masjid, tapi juga di gedung pertemuan, di rumah sang ustazah, di rumah pengurus, dan lainnya. "Untuk program forum studi Islam, kita akan panggil pengisi dari luar. Pembahasannya pun macam-macam bisa ekonomi atau politik, tergantung apa yang sedang booming. Ini diadakan sebulan se kali," tuturnya.

Beberapa tema yang sudah diangkat dalam forum studi Islam BMKT yakni terkait Pemilu dalam Islam lalu soal aliranaliran di Islam. Nurfitria menegaskan, se mua pengajian serta program studi BKMT terbuka untuk umum. Menurut dia, lingkup dakwah tidak boleh dipersempit.

Nurfitria melanjutkan, saat ini BKMT tengah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk membuat prog ram Maghrib Mengaji. Tujuannya agar tercipta nuansa keagamaan.

"Dulu orang meyakini kalau Maghrib datang harus berada di rumah, tapi se ka rang Maghrib pun orang masih saja berkeliaran," ujar dia.

Ia juga berharap kegiatan majelis tak lim terus berkembang di Indonesia khususnya di Jakarta. "Alhamdulilah dengan gu bernur Jakarta yang sekarang sangat pe duli dengan keberadaan majelis taklim dan syiar-syiar Islam," kata Nurfitria.

Pendiri Komunitas Gerak Bareng Ah mad Zaki menilai, pemahaman seseorang terhadap agamanya sering kali berbanding lurus dengan tingkat kedermawanannya. Melihat tren hijrah yang tengah berkembang, menurutnya, kedermawanan masya rakat di Jakarta pun terus naik.

Zaki yang juga kerap mengadakan ka jian keislaman di Garasi Hijrah meng ung kapkan, mereka akan berusaha berbuat lebih baik sesuai pemahamannya. Dia me misalkan, yang sebelumnya pelit menjadi tidak pelit atau yang sebelumnya tidak pa ham soal zakat, setelah paham jadi senang berzakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement