Rabu 19 Jun 2019 19:08 WIB

Islamic Science Park Madura Dilengkapi Piramida Wali Songo

Islamic Science Park Madura dibangun di atas lahan seluas 101 hektare.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Nashih Nashrullah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan keterangan kepada wartawan usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan keterangan kepada wartawan usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kompleks Indonesia Islamic Science Park (IISP) atau Taman Sains Islam Indonesia yang akan dibangun di Madura, Jawa Timur nantinya akan dilengkapi dengan 10 bangunan berbentuk piramida yang berfungsi sebagai museum. 

Gubernur Jawa Timur Khofifah, Indar Parawansa, mengungkapkan museum berbentuk 10 piramida tersebut masing-masing akan dibangun untuk sembilan sosok Wali Songo dan satu unit khusus untuk KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. 

Baca Juga

Khofifah menyebutkan, setiap satu unit piramida akan digunakan untuk memamerkan sejarah mengenai satu sosok Wali Songo. Misalnya, Sunan Bonang dengan peninggalan artefak Kalpataru yang menyimbolkan kerukunan umat beragama.  

"Sebetulnya Kalpataru adalah tinggalan Sunan Bonang dari empat sisi itu, alun-alun Tuban ada vihara, gereja, tempat aliran kepercayaan, dan masjid. Sebetulnya Kalpataru adalah desain bagaimana membangun harmoni di antara umat beragama zaman Sunan Bonang," ujar Khofifah di Istana Negara, Selasa (18/6).   

Khofifah juga mengambil contoh kisah Sunan Kudus yang mengimbau umat Muslim di masanya untuk tidak mengonsumsi daging sapi. Imbauan ini dibuat demi menghormati para pemeluk agama Hindu.

Masyarakat Kudus pun menghindari menyembelih sapi saat Idul Adha dan menggantinya dengan kerbau atau kambing. "Format-format kearifan seperti antara lain yang kami ingin kuatkan di museum yang bentuknya piramida di Islamic Science Park," kata Khofifah.  

Khofifah juga menyebutkan, kompleks IISP nantinya diharapkan bisa diakses umat Muslim dunia. Dia bahkan berharap IISP ini mampu menjadi gravitasi baru perekonomian syariah global. Mantan menteri Sosial tersebut beranggapan, pangsa pasar keuangan syariah di Tanah Air masih tertinggal dibanding negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya, termasuk Malaysia. Kondisi ini pula yang mendorongnya ingin merealisasikan proyek IISP.   

Kompleks Islamic Science Park atau Taman Sains Islam di Madura nantinya akan memanfaatkan lahan seluas 101 hektare. Peruntukannya, 20 persen untuk edukasi, 30 persen untuk seni, dan 50 persen untuk pariwisata.

Dia ingin IISP nantinya mengusung Islam wasathiyah atau Islam yang moderat. Kompleks ini nantinya akan memberikan gambaran bahwa Islam di Indonesia mengajarkan Islam yang cinta damai dan penuh kasih.  

"Tapi basically, kami ingin memanggil keuangan syariah dunia. Jadi basis dan visi besarnya kami ingin panggil dan jadikan IISP sebagai gravitasi keuangan syariah dunia dan jadi sentranya ada di Indonesia, dan Jawa Timur di bagian pintu masuk Madura," kata Khofifah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement