REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dalam madu terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Menurut pengobatan ala Nabi (thibbun nabawi), madu adalah obat bagi segala macam penyakit.
Alkisah, suatu hari ada seseorang yang mendatangi Rasulullah SAW. Dia menceritakan jika saudaranya sedang sakit perut. Kemudian, Rasulullah memerintahkannya untuk memberikan madu kepada saudaranya itu. Hamba Allah tersebut pulang untuk melaksanakan anjuran Rasulullah SAW.
Namun, dia kembali mendatangi Rasul SAW dan mengeluh karena saudaranya tak juga membaik, justru bertambah parah keadaannya. Anjuran yang kedua pun tetap sama, Rasul SAW lantas memerintahkan untuk memberikan madu.
Setelahnya, dia datang kembali dan penyakit saudaranya pun tak kunjung sembuh. Sakitnya lebih parah daripada sebelumnya.
Maka, Rasulullah bersabda, "Mahabenar Allah dan perut saudaramu yang berdusta (masih dalam masalah --Red). Pergi dan berilah dia minum madu. Kemudian, orang itu pun pergi dan memberi saudaranya minum madu, hingga akhirnya saudaranya itu sembuh.
Madu itu makin mendorong sisa-sisa makanan yang sudah rusak dan membahayakan bagi badan. Perut yang terus diasup madu memang sempat bertahan, tetapi akhirnya tekanannya menjadi normal, sehingga semua penyakit terdorong keluar. Itu semua berkat petunjuk Rasulullah SAW.
Ada beberapa ahli ilmu kedokteran yang mengatakan, pada perut orang itu terdapat banyak endapan sisa makanan. Setelah diberi asupan madu, yang memang madu itu panas, maka endapan kotoran itu terlepas dan segera terdorong. Hal itu membuat perutnya bertambah sakit.
Dalam kitab Shahih al-Bukhari disebutkan dari Ibnu `Abbas, Rasulullah berkata, "Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu pada pembekaman, minum madu, atau sundutan dengan api. Aku melarang umatku dari sundutan dengan api."