Ahad 16 Jun 2019 17:17 WIB

Pesona Kecantikan Sarah

Setiap Firaun ingin menyentuh Sarah, tangannya menjadi lumpuh.

Gurun pasir (ilustrasi)
Foto: tangkapan layar Reuters/David Rouge
Gurun pasir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Siapa tak kenal istri Nabiyullah Ibrahim, Sarah. Dia seorang wanita mulia yang sangat memesona dengan kecantikan parasnya sekaligus wanita yang sangat mulia dengan kepribadian budinya. Suatu hari Sarah mendapat ujian keimanannya kepada Allah dan kesetiaannya kepada Nabiyullah.

Karena dakwah Ibrahim tak diterima di negeri Babilonia, ia bersama istrinya, Sarah, pindah menuju Syam. Namun, kemudian Syam dilanda paceklik. Keduanya pun pindah menuju Mesir. Di sanalah ujian Sarah dimulai.

Suatu hari, seorang pejabat istana melihat kedatangan Ibrahim dan Sarah. Sontak pejabat itu menyukai paras cantik Sarah. Ia pun segera menuju istana dan mengabarkannya kepada Firaun. “Telah datang di negeri Baginda ini seorang pria asing. Ia datang bersama dengan wanita yang sangat menarik. Kecantikannya tak ada yang menandingi. Wanita seperti itu layak menjadi pendamping Baginda,” katanya.

Maka, sang raja pun segera memanggil Ibrahim untuk datang ke istana. Raja yang berkuasa saat itu adalah Firaun I yang terkenal sangat zalim. Sang raja sangat menginginkan Sarah. Jikalau ia tahu Sarah telah bersuami, suaminya pasti akan dibunuh agar sang raja mendapatkan wanita cantik itu.

Maka, ketika sang raja bertanya kepada Ibrahim, “Siapa wanita itu?” Nabi Ibrahim menjawab, “Dia adalah saudariku.” Maka, Nabi Ibrahim pun dilepaskan sang raja dan meminta Sarah agar tinggal di istana. 

Sepulang dari istana, dia berkata kepada istrinya, “Wahai Sarah, tak ada yang beriman di muka bumi ini, kecuali aku dan kamu. Raja itu bertanya tentangmu dan aku mengatakan bahwa kau adalah saudariku. Kalau dia tahu kau adalah istriku maka dia akan mengalahkanku untuk mendapatkanmu. Dan, memang kau adalah saudara perempuanku dalam Islam,” ujar Ibrahim.

Sarah pun segera dibawa ke istana. Hati Sarah berkecamuk. Pakaiannya sangat indah dengan pelayan yang menyediakan kebutuhannya, namun perasaan Sarah sedih bukan kepalang. Dia enggan berpisah dengan suaminya dan takut tersentuh Firaun yang jahat. Maka, Allahlah satu-satunya tempat mengadu dan meminta pertolongan.

 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement