Rabu 05 Jun 2019 07:42 WIB

Hakikat Idul Fitri Adalah Kesediaan Untuk Berbagi

Termasuk berbagi permaafan karena memaafkan adalah kunci silaturahim.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Didi Purwadi
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh mengatakan, hakekat Idul Fitri adalah kesediaan untuk berbagi. Termasuk berbagi permaafan sebelum orang memintanya, karena saling memaafkan adalah kunci untuk merajut tali silaturahim.

''Dan, hakekat silaturahim adalah menyambungkan tali persaudaraan yang pernah terputus. Baik itu terputus karena jarak, kesalahpahaman, pemilu, atau sebab apapun,'' katanya.

Dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id pada Selasa (4/6), Asrorun menyebut umat Islam wajib menyambung kembali untuk mewujudkan persaudaraan sejati tanpa iri dan caci maki. Ia mengimbau umat Islam untuk memperkokoh persaudaraan, baik persaudaraan sesama umat (ukhuwwah Islamiyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwuh wathaniyyah) maupun persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah Insaniyah).

Dengan demikian, kata Asrorun, tidak ada lagi sekat yang memisahkan terutama faktor psikologis akibat sisa-sisa pemilu. ''Saatnya merajut kebersamaan untuk kemaslahatan bersama. Kerugian bangsa lain yang pecah akibat konflik, harus dijadikan pelajaran berharga agar kita tidak jatuh pada kondisi yang sama,'' ujarnya.

Asrorun juga mengimbau agar para khatib Idul Fitri menyelipkan do'a dalam khutbahnya untuk kedamaian dan kemaslahatan bangsa serta tetap terpeliharanya keamanan,  kenyamanan. Ia berharap negara ini jauh dari rasa permusuhan yang bisa mengoyak kebersamaan sebagai bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement