Selasa 04 Jun 2019 10:38 WIB

Ini Penjelasan Idul Fitri di Indonesia Berbeda dengan Arab

Berbeda dengan Indonesia, posisi hilal di Arab Saudi di atas ufuk.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Subarkah
Tim rukyatul hilal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Gresik melakukan 'rukyatul hilal' di Balai Rukyat Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, Senin (3/6/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Tim rukyatul hilal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Gresik melakukan 'rukyatul hilal' di Balai Rukyat Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, Senin (3/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Anggota Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, menjelaskan bahwa  ketika terbenam matahari di seluruh Indonesia pada tanggal 3/6/2019  (29 Ramadan 1440 H) memang hilal tak terlihat karena di bawah ufuk. Situasi ini juga terjadi untuk wilayah Asia Tenggara hingga wilayah belahan dunia ke timur lainnya,

"Pada tanggal 3 Juni saat dilakukan Rukyah, hilal masih minus, artinya hilalnya belum ada, Maka jangankan rukyah secara perhitungan saja masih nihil," ujar Alfirdaus Putra saat berbincang dengan Republika, Selasa (4/6).

Dengan demikian, kata dia, karena di Indonesia dan Asia Tenggara hilal masih nihil, tidaklah mungkin di putuskan idul Fitri Selasa (4/6/19). Maka bulan Ramadhan baik secara hisab maupun rukyat harus diistikmalkan (disempurnakan) menjadi 30 hari.

"Bagaimana mungkin di tetapkan 1 Syawal sedangkan hilal masih nihil di bawah ufuk, tentu melanggar konsep fiqh falak dan juga ditolak secara science," jelas Alfirdaus.

Ia menambahkan, berbeda dengan Arab Saudi ketika terbenam matahari di sana pada tanggal 3/6/2019, saat itu posisi hilal sudah berada di atas ufuk 1 derajat lebih, dengan lama hilal sekitar 6 menit setelah tenggelam matahari. Selain itu, Saudi Arabia juga menerima klaim rukyat yang disumpah. "Sehingga karena hilal sudah di atas ufuk dan ada klaim rukyat, maka diputuskanlah idul fitri pada hari Selasa (4/6/2019)."

"Jadi, Idul Fitri di Indonesia (Asia Tenggara dan ke timurnya) tetap 1 Syawwal dengan tetap sama dengan Saudi. Namun, karena perputaran waktu ke arah barat, bukan timur, maka 1 Syawwal di Saudi tanggal 4/6/2019 dan 20 jam kemudian baru Indonesia akan beridul fitri dengan tanggal yang sudah berbeda 5/6/2019," lanjut Sekretaris Dayah Insan Qurani itu.

Selanjutnya, Alfirdaus juga memberikan catatan penting tentang pergantian hari dalam kalender hijriah yaitu Ba’da Magrib bukan pukul 00.00 sebagaimana kalender masehi.

"Satu lagi, kalender Islam tidaklah berdasarkan matahari terbit, tetapi berdasarkan keterlihatan hilal (baik secara hisab maupun rukyat). Nah, seperti penjelasan di atas bahwa Indonesia belum ada hilal (baik hisab atau rukyat) ketika magrib 3/6/2019, bagaimana mungkin kita berhari raya besoknya," ujar Alfirdaus.

Dalam kesempatan tersebut ia juga merincikan beberapa negara yang beridul fitri Selasa (4/6/2019) yaitu Saudi Arabia, Afganistan, Jordania, Italy, Qatar, Russia, Sudan, Spanyol, Swiss, UAE, Turki, Jerman, USA, dan lainnya.

Kemudian dia juga merincikan beberapa negara yang merayakan Idul fitri pada Rabu (5/6/2019) yakni  Mesir, Australia, Japan, Malaysia, Indonesia, Thailand, New Zealand, Pakistan, Philiphina dan lainnya,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement