REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Observatorium Bosscha tidak akan melakukan pemantauan bulan sabit muda atau hilal peralihan dari bulan Ramadhan ke bulan Syawal 1440 Hijriyah. Sebabnya, pada Senin (3/6) bertepatan 29 Ramadhan 1440 Hijriyah, konjungsi matahari-bulan terjadi pada pukul 17:01:56 Wib dan matahari terbenam pukul 17:40:01 Wib.
Bulan sabit muda yang terbentuk pasca matahari terbenam atau hilal memiliki perbedaan ketinggian dari matahari sebesar 0o 6’ 13.9”, elongasi sebesar 2o 48’ 24.7” dan usia bulan sebesar 38 menit 4 detik.
Kepala Observatorium Bosscha, Premana W Premadi mengatakan kondisi tersebut menyebabkan bulan terbenam bersamaan dengan matahari terbenam. Sehingga pihaknya tidak akan mengamati hilal sebagai penanda masuk bulan syawal.
"Berdasarkan parameter tersebut, hilal dipastikan sulit diamati di Observatorium Bosscha. Kami putuskan tidak melakukan pengamatan hilal menjelang bulan Syawal 1440 H," ujarnya melalui keterangan pers, Ahad (2/6).
Ia menambahkan, peralihan bulan kalender Hijriyah ditandai dengan peristiwa ijtimak atau konjungsi. Kondisi tersebut atau konjungsi yaitu peristiwa saat matahari dan bulan berada pada satu garis ekliptika.
Menurutnya, Observatorium Bosscha memiliki tugas menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada pemerintah. Hal itu juga dilakukan jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang itsbat.
Premana mengatakan pihak yang berwenang menentukan awal Ramadhan dan Syawal di Indonesia adalah pemerintah. "Dengan melakukan melalui proses sidang itsbat," katanya.