REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Gubernur Ridwan Kamil menggelar silaturahim dengan para ulama terkemuka Jawa Barat. Acara yang dirangkai dengan buka puasa bersama itu berlangsung di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata No 1, Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Pada kesempatan tersebut, Ridwan Kamil memaparkan sejumlah program spiritualitas yang berhasil mencetak ulama pendakwah Islam damai ke seluruh dunia. Yakni, program pelatihan bahasa Inggris “English for Ulama” gelombang pertama bagi para pemuka agama.
Menurut Ridwan Kamil, dalam waktu dua atau tiga bulan Pemprov Jabar sedang mempersiapkan ulama tersebut untuk berdakwah ke Eropa. Hal ini, sebuah langkah dakwah baru dari Jawa Barat yang mungkin tidak dilakukan di provinsi lain karena Pemprov Jabar langsung yang memfasilitasi program ini.
"Dan sedang kami pilih topik-topik (dakwahnya). Nah, kami butuh masukan (materi) kira-kira kalau nanti para ulama ini pergi ke Eropa materi apa yang akan diceritakan kepada komunitas masyarakat di sana," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil mengatakan, dalam dakwah tersebut, dia ingin para pendakwah tersebut nantinya bercerita agar orang luar negeri yang ingin melihat Islam yang rahmatan lil’alamin, yang kondusif, yang damai, ada di Jabar.
Emil juga menekankan pentingnya kolaborasi ulama dan umara dalam menjaga kondusivitas dan kerukunan umat. Agar, jangan sampai nasib NKRI menjadi negara yang terpecah belah. Salah satu nikmat yang mesti disyukuri adalah nikmat berbangsa dan bernegara, yang belum tentu bisa dirasakan oleh semua negara di dunia ini.
Senada dengan Emil, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rachmat Syafei, juga mengajak para ulama di Jawa Barat untuk terlibat dalam menjaga umat agar selalu rukun. Menurut Syafei, dengan kharisma dan ilmu keagamaannya, para ulama diyakini akan mampu mengajak umat untuk tetap rukun dan damai.
“Mantapkanlah tugas kita sesuai dengan fungsi masing-masing. Tadi dimohonkan agar para kiai, para ulama, para ustaz dengan segala kharismatiknya, dimohonkan untuk menjaga kerukunan ini," katanya.
Syafei berharap, semua ulama mau menyebarkan kerukunan, hubungan kasih sayang dan shalat malam pada semua orang-orang yang sedang tidur. "Ini adalah kesempatan kita pada bulan puasa ini,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Emil juga memaparkan sejumlah perkembangan Jawa Barat selama delapan bulan di bawah kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum.
Menurutnya banyak program telah digulirkan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat terutama program-program yang berkaitan dengan pembangunan spiritualitas atau batin, sesuai dengan visi Jawa Barat Juara Lahir dan Batin. “Saya ingin melaporkan situasi terkini perkembangan di Jawa Barat sampai Mei. Saya sampaikan 90 persen berita baik,” kata Emil.
Program lainnya, kata Emil, saat ini Jawa Barat menjadi daerah tujuan bagi banyak investor luar negeri. Tahun lalu saja Jawa Barat berhasil menjadi provinsi dengan penanaman investasi terbesar secara nasional yang mencapai Rp 162 triliun.
Emil mengaku dirinya hari ini diwawancara oleh salah satu media yang menjadi referensi media internasional. Wartawan dari media itu mengatakan bahwa setiap pergi ke berbagai negara atau bertemu dengan para duta besar negara sahabat, apabila berbicara tentang Indonesia mereka selalu antusias ingin menjalin hubungan dengan Jawa Barat.
“Apa akibat dari itu? Rezeki turun banyak, tahun lalu rezeki (investasi) Rp 162 triliun. Dari 23 negara ingin memakmurkan Jawa Barat,” katanya.