REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia memiliki potensi pengumpulan zakat hingga Rp 232 triliun. Kendati demikian, zakat yang terkumpul ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) baru sebesar Rp 8,1 triliun.
Karena itu, ia mendorong Baznas untuk memaksimalkan potensi zakat yang besar di Indonesia. "Artinya masih ada sebuah potensi yang sangat besar," ujar Jokowi usai membayarkan zakatnya melalui Baznas di Istana Negara, Jakarta, Kamis (16/5).
Berdasarkan laporan Ketua Baznas Bambang Sudibyo, pertumbuhan rata-rata pembayaran zakat dalam lima tahun terakhir ini sebesar 26,64 persen. Menurut Jokowi, pertumbuhan pembayaran zakat ini pun sangat besar yang kemudian dapat dikelola untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, dan juga meningkatkan kesejahteraan.
Presiden juga berharap, pengumpulan dan penyaluran zakat melalui Baznas ini dapat menjadi pilar penguatan keuangan syariah dan mendorong Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Jokowi pun mengajak para muzaki untuk membayarkan zakatnya melalui Baznas. Sehingga zakat yang disalurkan lebih aman dan tepat sasaran. Ia juga berharap, sistem pengumpulan dan penyaluran zakat ke depannya dapat lebih baik.
Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi menyalurkan zakatnya sebesar Rp 55 juta melalui Baznas. Selain Presiden, terdapat pula sejumlah menteri kabinet kerja serta pejabat kementerian dan BUMN.