REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim Mobile Social Rescue (MSR)-ACT memberikan penghargaan kepada veteran atlet Indonesia, Jalan Waru Doyong, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (14/5). Penghargaan berupa bantuan dana ini merupakan program lanjutan tahap kedua kerjasama Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Kitabisa.com dan Grab Indonesia yang sebelumnya telah diberikan pada bulan April lalu.
Program 'Penghargaan Atlet Veteran tahun 2019' bertujuan untuk menghargai perjuangan para atlet veteran yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia. Dari tujuh veteran atlet, ACT menyambangi Tati Sumirah, Sang legendaris Uber Cup tahun 1975.
Dia sebagai salah satu veteran yang mendapatkan 'Penghargaan Atlet Veteran Tahun 2019'. Meski telah berusia 68 tahun, Tati Sumirah masih dapat mengingat baik cerita-cerita dibalik piagam yang berjejer di mejanya.
Tati Sumirah, Sang legendaris Uber Cup tahun 1975.
Salah satu momen yang masih menancap kuat adalah momen bahagia ketika Tati Sumirah berhasil menundukkan Jepang dengan skor 5-2 di laga final bulutangkis Uber Cup tahun 1975. Tati Sumirah berhasil membawa harum nama Indonesia menjadi juara untuk pertama kalinya.
“Uber Cup itu berkesan buat saya, karena ketika saya menang, teman-teman langsung mengejar ke lapangan, mereka mau kasih kejutan. Padahal saya bukan orang yang biasa dengan kejutan seperti itu. Saking senangnya, mereka kejar saya sampai ruang ganti, dan di dalam sana kita sampai berdesak-desakan,” kenang Tati kepada Tim Mobile Social Rescue (MSR) – Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Dayani, tim program MSR-ACT berharap bisa mengadakan lagi pemberian penghargaan seperti ini untuk mantan atlet lainnya. Para veteran yang mungkin kehidupannya jauh dari kata mapan. Dia berharap ke depan lebih banyak lagi perusahaan lain yang bekerjasama dengan ACT.
Implementasi berikutnya akan dilakukan dalam waktu dekat kepada atlet veteran lain yang telah menjadi target program ACT. “Melalui program ini, setidaknya kita sudah menghargai jasa mereka yang sudah mengharumkan nama Indonesia. Ketika saya bertanya, mereka menjawab bahwa prinsip mereka itu sederhana: asal Indonesia Raya sudah berkumandang di negeri orang, mereka sudah bangga,” ungkap Dayani.
Setelah pensiun dari dunia bulutangkis, Tati sempat bekerja sebagai kasir di sebuah apotek selama sekitar 20 tahun. Dia juga sempat bekerja di sebuah perusahaan oli sebagai tenaga administrasi selama sembilan tahun. Namun seiring bertambahnya usia, ia kini tidak bekerja lagi dan hanya mengurus pekerjaan rumah yang ia tinggali bersama lima orang anggota keluarganya yang lain.
“Makanya, saya ingin bilang ketika ACT datang lagi Ramadhan ini, saya sangat berterima kasih. Waktu tim datang assesment pertama kali, saya bertanya-tanya ada apa ini? Ketika datang, alhamdulillah ternyata ada bantuan,” kata Tati.