Selasa 14 May 2019 18:27 WIB

Lazismu Fokus Perkuat Sistem dan Tata Kelola

Lazismu bertekad menjadi lembaga amil zakat yang terpercaya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
(ilustrasi) logo lazismu muhammadiyah
Foto: tangkapan layar filantropi indonesia
(ilustrasi) logo lazismu muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pengurus Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu), Hilman Latief, menyatakan akan fokus memperkuat sistem dan tata kelola organisasi sampai 2020 mendatang. Dia bertekad agar Lazismu menjadi lembaga amil zakat yang terpercaya.

Hal itu disampaikan Hilman dalam acara PP Muhammadiyah bertajuk "Risalah Pencerahan dalam Kehidupan Keumatan dan Kebangsaan: Tinjauan Ekonomi, Politik dan Sosial Budaya", di ITB Ahmad Dahlan, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (14/5).

Baca Juga

"Dari 2015 sampai 2020 kita pada level penguatan sistem dan tata kelola. Ini memang PR buat kita. Untuk menjadi terpercaya, butuh manajemen yang baik, tata kelola yang kuat, dan kita bangun SOP dan keterbukaan terhadap sistem yang baru," kata dia.

Hilman juga mengatakan, Lazismu pada 2020 diupayakan untuk menjadi lembaga amil zakat infak sedekah terbesar se-Indonesia. Dia meyaknini Lazismu bisa mencapai itu dan tentunya para pengurus dari tingkat pusat sampai daerah juga harus menyiapkan diri.

Salah satu bentuk upaya, jelas Hilman, yakni dengan menargetkan perhimpunan dana selama 2019 ini mencapai Rp 220 miliar. Untuk mewujudkan itu, jajaran pimpinan pusat Muhammadiyah telah berkomitmen dan mengeluarkan surat pendirian kantor Lazismu yang ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris umum.

Dengan demikian, pimpinan wilayah dapat mengeluarkan instruksi bagi warga Muhammadiyah agar menyalutran dana zakatnya melalui Lazismu. Upaya ini akan membuat penghimpunan dana untuk LazisMu makin meningkat. "Ini yang perlu didorong, semoga penghimpunannya bisa kita tingkatkan," katanya.

Lazismu sudah didirikan oleh PP Muhammadiyah sejak 2002. Kemudian pada 2015 Lazismu mendapatkan pengesahan dan Surat Keputusan dari Kementerian Agama. "Dan Lazismu mendapatkan penghargaan pada 2018 sebagai lembaga amil zakat dengan peningkatan perhimpunan terbaik," ujarnya.

Menurut Hilman, Lazismu harus siap menghadapi audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik. Hingga kemudian, dengan dibantu oleh para akademisi bidang akuntansi dari kampus-kampus Muhammadiyah, pada 2018 Lazismu mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh kantor akuntan publik.

Pada tahun ini, lanjut Hilman, tim yang dipersiapkan untuk menghadapi audit kantor akuntan publik telah dibentuk. Namun, ia mengakui, audit tersebut belum meliputi wilayah Sumatra. Hanya untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

"Kalau se-Jawa sudah bisa diaudit, dan laporannya bagus, maka 70 persen kerja Lazismu sudah selesai," ucap dia.

Hilman menambahkan, Lazismu juga terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Puluhan orang dikirim untuk mendapatkan sertifikasi. Mulai dari sertifikasi dasar, menengah hingga ahli. Dalam setahun ke depan, Lazismu juga bakal fokus pada sertifikasi tersebut, agar mereka punya kemampuan yang benar mengelola amil zakat.

"Karena memang kerja sebagai amil itu tidak mudah. Ada attitude, ada skill-nya, ada knowledge-nya. Skill-nya kita poles, tinggal itu," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement