REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Yayasan Masjid Nusantara terus menerima laporan terkait masjid rusak yang ada di Indonesia. Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim, sayangnya banyak rumah ibadah mereka yang tidak layak bahkan harus dibangun segera. Terutama, masjid yang ada di daerah pelosok.
"Kami belum ada angka pastinya berapa jumlah masjid di Indonesia yang tak layak. Karena saat ini memang belum ada yang memiliki data tersebut. Tapi, kami terus mencari masjid tak layak di pelosok itu. Saat ini saja, di kami sudah ada data 20 masjid yang perlu di bantu," ujar Direktur Masjid Nusantara Pras Purworo, kepada wartawan saat Peluncuram program Cinta Masjid, akhir pekan lalu.
Sebenarnya, pihaknya cukup kesulitan untuk mencari data masjid yang kondisinya tak layak di daerah pelosok. Karena, jauh dari jangkauan Masjid Nusantara. Oleh karena itu, pihaknya banyak mengandalkan da'i yang ada pelosok.
"Kami minta informasi, masjid yang perlu diperbaiki dan d bina pada para da'i yang berdakwah ke pelosok-pelosok. Kami belum punya data resmi jumlah masjid yang tak layak," katanya.
Pras mengatakan, banyaknya masjid yang tak layak terjadi karena keterbatasan anggaran. Serta, kendala akses yang membuat bahan material masjid menjadi mahal.
"Kondisinya banyak yang mengenaskan, rusak, bocor, ada yang sedang membangun tapi baru setengah jadi karena enggak punya dana," katanya.
Hal tersebut terjadi, karena di pelosok, untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri pun sulit. "Belum lagi mendapatkan material kan sulit dan mahal karena akses, " katanya.
Menurutnya, masjid yang perlu diperbaiki maupun dibangun tuntas tersebar di seluruh Indonesia. Namun saat ini pulau di luar Jawa lebih banyak dilirik atau dibantu. Misalnya di Halmahera merupakan titik yang masjidnya banyak harus dibantu.
"Tim saya sudah kesana, jaraknya cukup jauh 11 jam ke Toledo. Pake kapal, karena termasuk pulau terluar di Indonesia, " katanya.
Untuk di Jabar, kata dia, pihaknya pernah membantu salah satu masjid di Cisewu Garut. "Alhamdulillah bantuan di sana sudah jadi, di sana memang kondisi di masyarakat ekonomi masih kurang, " katanya.
Masjid Nusantara sendiri, kata dia, menargetkan 30 masjid di Indonesia terbangun atau diperbaiki pada tahun ini. Sejumlah upaya dilakukan untuk menarik donatur guna memperbaiki masjid bahkan menyelesaikan pembangunan masjid di daerah atau di pedalaman.
Agar ada donatur membantu, kata dia, Masjid Nusantara menyebarkan informasi masjid di daerah yang harus dibantu kepada para donatur. "Mereka coba bantu, dan yang tertarik di daerah bukan di pulau Jawa. Misalkan iklankan di pulau mana Insya Allah ada donatur yang mau," katanya.
Adapun untuk satu masjid, kata dia, pihaknya membutuhkan Rp 100 hinga 300 juta. Namun, untuk masjid di Lombok yang terkena bencana kemarin menghabiskan anggaran Rp 3 miliar yang bersumber dari mitra Masjid Nusantara.
Pras mengatakan, sejak 2012 lalu pihaknya sudah memperbaiki dan membangun sebanyak 84 masjid dengan total donasi Rp 11,2 miliar. Tahun ini 30 masjid ditargetkan selesai bahkan tahun depan 50 masjid dapat diperbaiki.
Menurutnya, program tersebut pun telah didukung oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional. Ada empat masjid yang akan ditayangkan proses pembangunannya. Pihaknya akan terus melakukan perbaikan maupun pembangunan masjid di seluruh penjuru Indonesia.
Di tempat yang sama, Produser Program Cinta Masjid dari Trans 7, Raditiya Nugroho mengatakan, pihaknya menggandeng Yayasan Masjid Nusantara untuk membuat program baru selama ramadhan. Yakni, program "Cinta Masjid". Program ini, spesial hanya ditayangkan saat ramadhan. Yakni, ada 4 episode yang akan ditayangkan setiap Ahad pukul 5.30 pagi.
"Karena, memang pengerjaan perbaikan masjidnya ga mudah. Ini kan di daerah pelosok semua. Salah satunya, masjid yang ada di daerah Citorek Banten," katanya.
Raditiya menjelaskan, program ini dibuat karena berdasarkan informasi dari Masjid Nusantara, banyak masjid di daerah yang memerlukan bantuan karena tak layak. Oleh karena itu, Trans 7 melalui program Cinta Masjid ini memperbaiki masjid yang tak layak tersebut.
Kriteria masjid yang dibangun dalam program ini, kata dia, adalah berada di daerah pelosok, wilayah rawan aqidah, wilayah mualaf dan lainnya.