REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berbagai negara di Asia Tenggara makin gencar menggarap bisnis produk halal, terutama untuk makanan dan minuman. Tidak hanya negeri mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia, kini, Filipina serta Kamboja pun fokus terjun ke industri halal. Pada akhir Maret lalu Filipina menyatakan sudah siap mengekspor beragam produk halal ke luar negeri. Negara tersebut mengincar pasar halal glo bal melalui promosi produk makanan lokal ke mancanegara.
Direktur Eksekutif Pusat Pameran dan Misi Per dagangan Internasional Kementerian Perdagangan dan Industri Filipina (DTI-CITEM) Pauline Suaco- Juan menegaskan, Filipina lebih siap memenuhi permintaan global. "Terutama, melihat industri halal kami yang berkembang," kata Suaco-Juan dilansir Anadolu Agency.
Ia menambahkan, sekitar 26 perusahaan ma kanan, kosmetik, dan pariwisata Filipina juga berpartisipasi dalam pameran halal terbesar di dunia, yakni Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) pada awal April lalu. "Partisipasi Filipina ini bertujuan memperluas pangsa pasar halal global yang telah menikmati lonjakan permintaan dalam beberapa tahun terakhir," jelasnya.
Sementara, Pemerintah Kamboja terus berupaya memberikan sertifikasi halal ke industri. Pada Oktober tahun lalu Kementerian Perdagangan Kam boja (MOC) sertifikasi halal diterima sembilan per usahaan yang menerapkan standar halal sesuai hukum Islam.
Sekretariat Halal Kamboja mengatakan, sekitar 23 perusahaan dan firma mengajukan permohonan sertifikat halal ke MOC. Akan tetapi, baru sembilan yang resmi mendapatkan sertifikat tersebut. Sembilan perusahaan itu meliputi Park Cafe Restaurant cabang Bandara Internasional Phnom Penh, Kantin Makanan Halal MK, MLH Sacha Inchi Oil, Taste of Asia Restaurant cabang Bandara Inter nasional Phnom Penh. Selanjutnya, Industri Makanan Ly Ly, Leang Leng Enterprise, Thaung Enterprise, dan Bokor Rice Products Company.
"Kelompok Kerja Teknis Halal dan Sekretariat Halal Kamboja terus memeriksa perusahaan dan firma lain. Di antaranya, restoran, pujasera, rumah pemotongan hewan. Tujuannya, mendapat logo dan sertifikasi halal," kata Sekretariat Halal Kamboja seperti dikutip Khmer Times.
Manajer keamanan dan kualitas makanan di Leang Leng Enterprise Tuy Sokneng menuturkan, se banyak enam produk di perusahaannya telah mengantongi sertifikasi halal. Meliputi saus tiram leangleng osyster sauce, soy sauce (kecap), cuka, saus cabai, saus hoisin, dan saus cabai manis.
Sokneng mengaku, sertifikasi halal membuat per usahaan dapat memperluas pasar dan menar get kan konsumen Muslim Kamboja. Pasalnya, ada beberapa Muslim warga negara asing (WNA) yang tinggal di sana. "Sekarang, kami menargetkan pe lang gan Muslim dan non-Muslim. Kami juga akan mem pertimbangkan mengekspor produk kami ke negara-negara Islam di masa depan," kata dia.
Manajer umum Park Cafe Heng Sengly menambahkan, cabangnya di bandara sudah mengikuti stan dar halal. Baginya, itu perlu demi membangun kepercayaan antara para pelanggan Muslim dan non- Muslim.
Sengly menyebutkan, perusahaannya sengaja memilih cabang Bandara Internasional Phnom Penh untuk melayani makanan halal. Alasannya, menyasar penumpang domestik maupun internasional sekaligus tingginya permintaan makanan halal di bandara. "Banyak umat Muslim masuk dan keluar bandara, mereka kesulitan menemukan makanan halal. Maka, sertifikasi halal ini merupakan kesempatan bagi kami agar bisa melayani mereka," ujar dia.