REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan pelatihan untuk mengolah hasil laut kepada warga Kampung Kelembak, Nongsa Kota Batam Kepulauan Riau, dalam program pemberdayaan Desa Wisata Kampung Kalembak. Program pemberdayaan ini difokuskan kepada kaum ibu agar dapat mengolah, menambah nilai dan memanfaatkan hasil laut para nelayan tradisional yang secara kuantitas tidak menentu.
Program Implementator ACT Kepri, Intan Komalasari di Batam, Kamis (2/5), mengatakan pelatihan diberikan pada 31 ibu warga Kampung Kelembak, dengan menggandeng Khanza Pizza Batam. Ia mengatakan, para ibu diajak untuk belajar mengolah hasil tangkapan laut suaminya, menjadi makanan beku, agar dapat bertahan lama dan memiliki lebih disukai masyarakat.
"Karena tidak jarang, jika perolehan ikan sangat sedikit dan tidak seragam hasil tangkap tidak laku dijual di pasar dan hanya menjadi konsumsi sendiri," cerita Intan.
Makanan beku yang diolah, juga memperhatikan kearifan lokal setempat, yang didesain berdasarkan ketersediaan bahan baku dan teknik yang mudah diadaptasi. Dalam pelatihan itu, ACT juga menyalurkan bantuan paket alat pengolahan hasil laut.
Intan mengatakan, ACT sengaja memilihkan bantuan berupa pemberdayaan ibu-ibu di kampung Kelembak, sesuai dengan hasil pengalamannya selama ini. Dalam berbagai penelitian mengenai potret kehidupan masyarakat Batam, kesenjangan antara masyarakat di kawasan hinterland dengan mainland, bersumber dari perbedaan karakteristik masyarakat.
"Dalam konteks historis-sosiologis dan perbedaan penguasaan akses sumber-sumber ekonomi," ujarnya.
Menurut dia, keberhasilan model pemberdayaan masyarakat pesisir di Batam menuntut adanya aplikasi teknologi tepat guna yang cocok dengan kebutuhan masyarakat kawasan hinterland. Kemudian pengembangan struktur ekonomi, wadah dinamika kelompok dan dinamika masyarakat, serta kesesuaian karakter masyarakat.
Kampung Kelembak di Kecamatan Nongsa, berhadapan langsung dengan kemegahan Batam Centre (ocarina) yang berjarak sekitar tiga kilometer yang dipisahkan oleh laut. Kawasan yang berada di teluk antara Batam Kota dan Sambau Nongsa itu dihuni 117 jiwa di 31 keluarga.
Sebanyak 98 persen masyarakat Kelembak berprofesi sebagai nelayan. Seluruh keluarga yang mendiami kampung tersebutmerupakan adik beradik 15 bersaudara.