Rabu 01 May 2019 19:00 WIB

Penunggang Unta dan Masjid Pertama di Australia

Banyak terdapat kuburan para penunggang unta di Australia.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Unta
Foto: fohn.net
Unta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada abad ke-19, terjadi gelombang baru Muslim memasuki Australia dan menetap di sana. Dalam kurun waktu antara tahun 1870 hingga 1920, sekitar 20 ribu ekor unta dan 2.000-3.000 penunggang unta mendarat di daratan Australia. Mereka berasal dari Afghanistan, Rajasthan, Khasmir, Mesir, Turki, dan Persia.

Hal itu diceritakan dalam Boundless Plains: The Australian Muslim Connection, sebuah pameran foto yang menceritakan sejarah Islam di Australia. Pameran itu secara resmi dibuka di Museum Sejarah Jakarta pada Senin (15/4), dan akan berlangsung sampai 30 April 2019.

Baca Juga

Para penunggang unta tersebut ke mudian membuat jaringan jalan unta yang luas, tersebar ke seluruh pedalaman Benua Australia. Mereka melakukan apa yang perlu dilakukan saat membuka sebuah wilayah. Mere ka terbukti sangat berjasa dalam eks pedisi untuk memetakan Benua Australia.

Di wilayah Maree, Australia Selatan ditemukan sisa bangunan masjid yang diduga dibangun oleh para penunggang unta dari Afghanistan pada tahun 1885. Bentuk masjid tersebut meniru bangunan masjid yang pertama kali dibangun di Makkah dan Madinah pada masa awal penyebaran Islam.

Penentuan posisi masjid sangat hati-hati sebab harus dibangun dekat sumber air yang bisa digunakan untuk berwudhu. Bangunan masjid di Maree itu juga terinspirasi oleh teknik arsi tek tur di daerah yang bercuaca panas. Atap masjidnya dibuat miring agar memberi perlindungan dari sengatan matahari. Sementara itu, dinding masjid yang pendek dan terbuat dari lumpur membantu ventilasi bangunan dan melancarkan pergerakan udara.

Kisah lain, Saleh (Charlie) Sada deen yang tiba di Australia pada akhir tahun 1890 diyakini telah membangun masjid pertama di wilayah Alice Spring pada tahun 1913. Saleh meninggal dunia pada tahun 1933 saat bisnis untanya mulai merosot. Sekarang namanya dipakai untuk menamai kota satelit, sekolah, dan lapangan.

Banyak terdapat kuburan para penunggang unta di Australia. Contohnya di pemakaman Bourke, pada salah satu batu nisan tertulis Wahub Afghan, meninggal pada Agustus 1895. Pada nisan tersebut tertulis Bismillahirohmanirohim, Syahadat, dan surah al-Ikhlas.

Di pemakaman Bourke juga dite mu kan gubuk yang terbuat dari seng. Pada masa lalu, gubuk tersebut digu na kan sebagai mushala oleh umat Islam. Ada pula Masjid Broken Hill yang diperkirakan menjadi masjid pertama di New South Wales. Masjid tersebut dibangun di situs kamp unta yang sudah tua. Dulu, para penunggang unta biasa beristirahat di sana sambil merencanakan perjalanan mereka.

Kini, bangunan masjid yang terbuat dari seng tersebut masih bisa digunakan oleh pengunjung dan penduduk setempat. Para penunggang unta biasanya meninggalkan sajadah di masjid tersebut sebagai penghargaan kepada masjid. Pada dinding masjid tertulis ayatayat Alquran, foto Makkah, dan tempat suci lainnya. Sementara itu, di luar masjid terdapat pohon kurma yang ditanam oleh para penunggang unta dari Afghanistan.

Di sana juga ditemukan kereta unta berusia tua. Dulu, kereta itu digunakan untuk mengangkut barangbarang ke pedalaman. Unta digunakan karena dapat bertahan dalam cuaca ekstrem, tidak seperti kuda. Unta dianggap sebagai moda transportasi yang cocok di Australia yang kondisinya ekstrem.

Para penunggang unta mengangkut wol ke pelabuhan, juga mengangkut air ke daerah-daerah yang dilanda kekeringan. Mereka juga mengangkut surat, peralatan, dan berdagang pada saat konstruksi kereta api masih dalam masa pengembangan di Australia.

Para penunggang unta juga memainkan peran penting dalam mem fasilitasi pembangunan jalur Telegraf Overland pada tahun 1870-1872. Mereka membantu mengangkut peralatan, bahan-bahan, dan pasokan lainnya. Tanpa mereka, pengembangan pedalaman Australia akan tertinggal paling sedikit lima puluh tahun sampai muncul era perbaikan jalan dan layanan kereta api.

Setelah kedatangan para penung gang unta, datanglah para pedagang dan penyelam mutiara dari Melayu ke Australia. Kemudian, secara bertahap Australia didatangi orang-orang Albania, Turki, dan Muslim lainnya dari berbagai negara. Semua itu menjadi bagian dari sejarah awal perkem bangan Islam di Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement