Rabu 01 May 2019 13:56 WIB

Rumah Bahagia ACT Sunggingkan Senyum Warga

ACT sudah memulai program rumah bahagia sejak 2018.

Rep: rahma sulistya/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah di Jagabita yang akan dibangun ulang oleh ACT.
Foto: ACT
Rumah di Jagabita yang akan dibangun ulang oleh ACT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Global Zakat-Aksi Cepat Tanggap (ACT) sejak Juni 2018 lalu, telah memulai program Rumah Bahagia. Program Rumah Bahagia telah merenovasi empat rumah yang tersebar di beberapa lokasi, sejak pertama kali program ini diluncurkan.

Anggota Tim Global Zakat-ACT, Apiko Joko Mulyono, menjelaskan target penerima manfaat ialah mereka yang keadaan ekonominya masih dalam kondisi prasejahtera. “Kami memprioritaskan rumah yang dihuni lansia, fakir, dan miskin, hingga keadaan rumah yang sudah sangat tak layak huni,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/5).

Baca Juga

Rumah memang menjadi kebutuhan utama setiap orang, namun masih banyak masyarakat Indonesia memiliki rumah dengan kondisi tak layak huni. Pemerintah pada 2015, mendata rumah tak layak huni yang berdiri saat itu mencapai 3,4 juta unit.

photo
Salah satu penerima manfaat Rumah Bahagia di Desa Jagabita yang akan diperbaiki.

Melihat keadaan tersebut, program Rumah Bahagia memungkinkan keluarga yang kondisinya masih dalam tahap prasejahtera, bisa memiliki tempat tinggal yang layak. Apiko menambahkan, untuk desain bangunan baru disediakan, dan ukurannya akan mengikuti luas tanah yang dimiliki penerima manfaat. Ruangan di dalamnya akan disediakan kamar tidur, kamar mandi, serta ruang tamu.

Pada Kamis (25/4), tim Rumah Bahagia mengunjungi kediaman Jaenudin, lansia yang tinggal di Desa Jagabita, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Dalam proses kunjungan, tim Global Zakat-ACT melakukan serah terima renovasi rumah.

“Melihat kondisi rumahnya, ini akan dibangun ulang karena tak ada fondasi jika hanya direnovasi,” kata Apiko.

 

Sejak 1996, Jaenudin tinggal di Desa Jagabita, dan pada tahun itu juga rumah yang ditempatinya berdiri. Tak ada renovasi besar selama 23 tahun ini, hanya beberapa kali bagian yang rusak diperbaiki, itu pun menunggu bantuan dari orang lain. “Terakhir dapat bantuan genting biar nggak bocor kalau hujan,” kata lansia itu.

 

Di hari itu juga, rumah Jaenudin langsung dibongkar untuk kemudian dilakukan renovasi. Kondisi rumah Jaenudin tidak mungkin hanya direnovasi, tak ada fondasinya, jadi harus dibangun dari nol lagi di atas lahan yang dimilikinya.

 

Tak hanya rumah Jaenudin, di Jagabita masih terdapat rumah lain yang akan diperbaiki. Proses pembangunan diperkirakan akan memakan waktu maksimal tiga pekan. Harapannya, Jaenudin sudah dapat menempati rumah barunya saat Idul Fitri yang akan jatuh sekitar awal Juni mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement