"Ketika tiba di Makkah dan mencari bayi-bayi untuk kami susui, suatu hal di luar dugaan terjadi. Setiap wanita dalam rombongan kami ditawari menyusui Rasulullah SAW, tapi mereka semua enggan menerimanya saat diberi tahu kalau beliau anak yatim karena mereka mengharapkan kebaikan dari ayah si anak." Dua hari berlalu, setiap wanita di rombongan tersebut sudah mendapatkan bayi untuk disusui.
Namun, saat semuanya hendak kembali ke kampung halaman, Halimah mengatakan kepada suaminya, tak akan pulang tanpa membawa bayi untuk disusui. Ia kemudian bertekad membawa bayi Muhammad walau yatim. Suaminya al-Harits bin Abdul Izzi bin Rifa'ah As-Sa'di pun menjawab, "Tidak apa-apa ambil saja bayi itu. Semoga Allah memberikan berkah kepada kita karenanya." Halimah lalu menemui Aminah dan membawa bayi tersebut.
"Demi Allah, aku bawa bayi ini karena memang tidak mendapatkan bayi lain. Saat aku bawa bayi itu ke kendaraanku kemudian aku letakkan dalam pang kuan ku dan aku sodorkan puting susuku, ternyata air susuku sangat deras seperti memang Allah kehendaki untuknya. Pada hal, sebelumnya kempes sekaligus kosong," tutur Halimah.
Ketika suaminya menoleh ke arah unta mereka yang sudah tua dan kurus, dua puting susu si unta juga telah terisi penuh. De ngan terkejut suami Halimah menghampiri untanya, lalu me me rah susu itu untuk dia dan istrinya.
"Pagi harinya suamiku berka ta padaku: Tahu tidak wahai Ha limah, kau mendapatkan bayi pe nuh berkah. Kukatakan kepada nya: Demi Allah itulah yang ku harapkan. Selanjutnya, kami me ninggalkan Makkah, aku naik menunggangi unta kami yang sudah tua membawa bayi tersebut.
Unta melaju dengan gesit hing ga mendahului hewan-he wan tunggangan rombongan kami," kata Halimah.