Senin 29 Apr 2019 13:49 WIB

Diajeng Lestari: Peluang Bisnis Syariah Terbuka Lebar

Peluang bisnis itu mengikuti bertambahnya jumlah populasi umat Islam global

Rep: M Riza Wahyu Pratama/ Red: Hasanul Rizqa
CEO HIJUP Diajeng Lestari ketika di wawancarai Republika, Jakarta, Rabu (24/4).
Foto: Republika/Prayogi
CEO HIJUP Diajeng Lestari ketika di wawancarai Republika, Jakarta, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populasi umat Islam di seluruh dunia diprediksi akan terus bertambah. Tidak hanya itu, akselerasinya dinilai lebih cepat bila dibandingkan dengan umat agama-agama lain. Fenomena itu dipandang memperbesar peluang usaha, khususnya bagi mereka yang menggeluti dunia bisnis secara syariah.

Hal itu disampaikan pendiri sekaligus chief executive officer (CEO) HijUp, Diajeng Lestari. "Populasi Muslim itu bisa dibilang sebagai demand. Ketika jumlahnya bertambah, maka otomatis demand (permintaan) juga akan berkembang. Sedangkan, supply (persediaan) otomatis mengikuti demand. Jadi enggak heran ke depannya produk-produk halal akan semakin dibutuhkan," tutur Diajeng Lestari saat ditemui Republika.co.id di kantornya beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Bagaimanapun, lanjut dia, kesiapan para pelaku usaha masih perlu diperjelas, khususnya dalam konteks Indonesia. Menurut Diajeng, sebagai negeri berpenduduk mayoritas Muslim di dunia, Indonesia semestinya dapat meraup keuntungan besar. Sekurang-kurangnya, kesempatan itu mendorong umat Islam di Tanah Air untuk semakin produktif.

"Pertanyaannya adalah, apakah populasi Muslim hanya ingin menjadi target pasar? Atau, sebenarnya bisa memanfaatkan kesempatan market yang berkembang itu untuk turut ikut ambil peran dalam pembangunan ekonomi?" ujar istri pendiri situs belanja daring Bukalapak, Achmad Zaky, itu.

Selanjutnya, Diajeng menegaskan, bisnis tidak melulu soal meraup profit, tetapi juga menghadirkan maslahat dan perubahan yang lebih baik di tengah umat dan bangsa. Sebagai contoh, esensi bisnis antara lain memenuhi kebutuhan orang banyak. Dalam hal umat Islam, kebutuhan yang primer misalnya menyediakan makanan halal.

Bagi Diajeng sendiri, menekuni dunia bisnis dapat menjadi jalan meneladani Rasulullah SAW. Seperti diketahui, Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Khadijah, merupakan pebisnis yang sukses. "Selain itu, banyak sahabat adalah entrepreneur dan institusi entrepreneurial adalah institusi yang paling memungkinkan untuk mewujudkan perubahan," ujarnya.

photo
CEO HIJUP Diajeng Lestari ketika di wawancarai Republika, Jakarta, Rabu (24/4).

Pada akhirnya, konteks sejarah tak boleh dilupakan. Diajeng mengungkapkan, bisnis syariah bukanlah hal baru di Indonesia. Keberadaan ceruk bisnis itu sudah ada jauh sejak masa kerajaan-kerajaan Islam masih berdiri di Nusantara.

Pengalaman kolektif itu menjadi modal yang berharga untuk menyuburkan bisnis syariah di Tanah Air. Dengan belajar dari sejarah, bangsa Indonesia dapat melangkah ke depan dengan percaya diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement