Senin 29 Apr 2019 07:28 WIB

Tips Keluarga Harmonis Selama Ramadhan

Ramadhan adalah bulan perbaikan keluarga.

Rep: M Riza Wahyu Pratama/ Red: Hasanul Rizqa
Pegiat Komunitas Sahabat Ayah, Ustaz Bendri Jaisyurrahman, Ahad (28/4).
Foto: Republika/Riza Wahyu Pratama
Pegiat Komunitas Sahabat Ayah, Ustaz Bendri Jaisyurrahman, Ahad (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan dapat menjadi kesempatan untuk kian mengakrabkan hubungan antaranggota keluarga, baik itu suami-istri ataupun orang tua dan anak-anak. Hal itu disampaikan aktivis Komunitas Sahabat Ayah, Ustaz Bendri Jaisyurrahman.

Dia menuturkan, Ramadhan adalah bulan perbaikan keluarga. Oleh karena itu, menurut Ustaz Bendri, terdapat beberapa tips yang bisa dilakukan suatu keluarga pada saat Ramadhan agar lebih harmonis. "Setidaknya ada tiga langkah yang harus diperhatikan oleh suami istri," kata Ustaz Bendri saat mengisi kajian bertema "Tarhib Ramadhan: Berkah Ramadhan bersama Keluarga" di Masjid Ukhuwah Islamiyah, Kampus UI Depok, Ahad (28/4).

Baca Juga

Pertama, harmoni di antara suami dan istri. Ustaz Bendri menjelaskan, puasa Ramadhan tidak berarti melarang sama sekali naluri biologis seseorang. Pada malam hari selama bulan suci itu, hubungan suami-istri tetap diperbolehkan. Apalagi, lanjut dia, hal itu dapat saja membantu baik suami maupun istri untuk lebih bersemangat dalam menjalani rutinitas Ramadhan.

"Dikisahkan bahwa sahabat Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam yang bernama Ibnu Umar seringkali berbuka puasa dengan berhubungan suami-istri. Kisah tersebut tertulis dalam kitab al-Mujamul Kabir yang ditulis oleh Imam at-Thabrani," ujar Ustaz Bendri.

Kedua, masih terkait harmoni suami-istri. Selain berhubungan biologis, pasangan disunahkan untuk berbincang sebelum tidur. Hal itu untuk mempererat kasih sayang antara suami dan istri. Masing-masing dapat mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama seharian penuh beraktivitas. Rasulullah SAW sendiri kerap melakukan hal itu kepada istrinya sebelum beranjak tidur.

Ketiga, terkait harmoni di tengah keluarga. Bentuknya bisa macam-macam. Di antaranya adalah makan bersama. Selain menambah kedekatan antaranggota keluarga, makan bersama juga menambah keberkahan. Pada bulan Ramadhan, keluarga Muslim hendaknya mengupayakan untuk makan bersama, baik saat sahur maupun berbuka puasa.

"Bisa juga makan bersama dengan satu piring atau satu gelas. Bahkan, Rasulullah selalu meminta kepada Aisyah untuk menyisakan air yang diminumnya walaupun Rasulullah sendiri tidak haus. Selain lebih dekat, hal itu juga menambah keberkahan," tutur dia.

"Jangan sampai Ramadhan berlalu begitu saja. Tiga langkah kecil di atas memberikan dampak besar bagi keharmonisan keluarga," simpul Ustaz Bendri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement