REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Indonesia menginisiasi dialog kepemudaan antaragama sebagai bentuk komitmen menjaga perdamaian dan memperkuat budaya keberagaman bagi pemuda. Ini penting dan harus menjadi komitmen semua pihak
Menurut Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Asrorun Niam Sholeh, fenomena radikalisme dikalangan pemuda dipicu oleh sentimen atau cara pandang yang tidak tepat yang mendasarkan atas RAS, agama, politik yang tidak bisa menerima perbedaan satu dengan yang lainnya.
“Radikalisme bisa menyasar siapa saja tanpa melihat latar belakang,” tutur dia sat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Mid-Term Review Workshop of the ASEAN Work Plan on Youth di Hotel Mercure Ancol, Rabu, (24/4) malam dalam keterangannya kepada Republika.co.id.
Kegiatan ini diikuti delegasi dari seluruh negara ASEAN. Para delegasi melakukan evaluasi workshop program pendampingan kepemudaan antarnegara. Delegasi diutus dari perwakilan kementerian se-ASEAN bidang pemuda .
Selain dibidang toleransi dan deradikalisasi, pendampingan wirausaha muda, kepedulian sosial, dan kepemimpinan maupun peningkatan kualitas kompetensi dibidang teknologi harus menjadi prioritas kerjasama antarnegara.
Seluruh perwakilan negara ASEAN hadir untuk melakukan internal meeting khususnya workshop evaluasi sekaligus rekomendasi atas program pendampingan kepemudaan antarnegara.
Asrorun mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat relasi kepemudaan di ASEAN khususnya penguatan toleransi di kalangan pemuda agar menjadi penangkal tumbuhnya radikalisme atas nama agama, politik, RAS atau apa saja yang didasari perbedaan.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengajak seluruh delegasi untuk mengucapkan bela sungkawa atas tragedi ekstrimisme atau kekerasan yang terjadi di Srilangka dan Selandia Baru. Semua peserta diminta untuk mendoakan agar peristiwa intoleransi yang berujung terorisme tidak terjadi lagi.
"Semoga ini yang terakhir , kita berharap semua anak muda di dunia khususnya ASEAN harus memperkuat toleransi serta membiasakan menghargai perbedaan. Toleransi adalah kunci perdamaian," kata Asrorun yang yang juga menjabat Chairman ASEAN SOMY (Senior Officials Meeting on Youth)