REPUBLIKA.CO.ID, BATU BARA -- Wak Yus ia biasa dipanggil, merupakan penerima manfaat bantuan ekonomi pertama kali disaat Rumah Zakat memulai pemberdayaan di Desa Suka Maju, tanjung Tiram, Batu Bara. Sebenarnya Wak Yus merupakan penerima manfaat pengganti dari usaha keset kaki yang lama yang tak dijalankan oleh penerima manfaat lainnya.
Setelah menerima modal usaha serta sarana usaha berupa mesin jahit, Wak Yus mencoba untuk mengembangkan usaha keset kaki yang dibuat dari kain perca. Biasanya beliau mengambil kain-kain ini dengan membeli dari penjahit di sekitar Tanjung Tiram.
Semenjak mengganti bahan baku produknya, orderan semakin meningkat. sebelumnya ia menggunakan kain planel sebagai bahan baku, akan ditetapi karena bahan baku yang dinilai cukup mahal, membuat harga pasaran dari keset kaki karpet planel tidak terlalu berimbang. Alhasil Wak Yus mencoba dengan variasi baru dengan menggunakan kain perca yang dikumpulkannya.
Dalam sebulan saja Wak Yus bisa menerima orderan sebanyak 40 buah keset kaki, dengan harga jual sebesar Rp 20 ribu per satu keset kaki. Modal yang digunakan berupa benang dan kain kain perca yang dibeli dari penjahit sekitar Rp 400 ribu. Jadi untuk setiap bulannya beliau bisa menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp 400 ribu per ₩bulan.
Fasilitator Desa Berdaya Suka Maju yakni bang. Fauzi menyarankan agar Wak Yus menambah pekerja tambahan untuk membantu mengejar target orderan, agar paling tidak untuk setiap bulannya bisa menghasilkan banyak keset kaki.
"Untuk bulan April ini beliau menerima pesanan 25 buah keset kaki yang dipesan dari Pusat Kerajinan Handicraft di Sei Balai. Dan Insya Allah menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran ini beliau harus menyiapkan lebih kurang 100 keset kaki yang nantinya akan diambil oleh pedagang ecerean yang di jual di pasar tanjung tiram," ujar Fasilitator Rumah Zakat, Fauzi.
Fauzi pun berharap Keset buatan Wak Yus dapat diminati oleh orang-orang di luar dari Tanjung Tiram dan pesanan semakin meningkat.