REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras para pelaku teror bom di beberapa wilayah Sri Lanka. Atas kejadian tersebut, MUI juga meminta kepada seluruh pihak agar tidak mengaitkan pelaku kejahatan dengan agama yang mereka anut.
“Kami meminta masyarakat dunia untuk tidak mengait-ngaitkan tindakan yang tidak beradab ini dengan agama para pelakunya,” ujar Sekjen MUI, Anwar Abbas, dalam keterangan tertulisnya Senin (22/4).
Tindakan para pelaku, menurut Anwar, mencerminkan hilangnya rasa kemanusiaan. Ini murni perbuatan tercela dan tidak beradab serta harus ditindak dan dihentikan.
MUI berharap pihak kepolisian Sri Lanka dapat mengungkap dan menangkap para pelaku dari tindakan yang tidak berperikemanusiaan tersebut. Pelaku harus diseret ke meja hijau untuk diadili dan dijatuhi hukuman yang seberat-beratnya.
“Jangan dikaitkan dengan agama pelaku agar masalah tidak melebar kemana-mana,” ungkap Anwar.
MUI juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban agar mereka tetap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan ini. Aksi terorisme terjadi di Sri Lanka, Ahad (21/4). Sebanyak delapan bom meledak di tiga gereja, empat hotel, dan satu rumah warga. Korban tewas dilaporkan mencapai lebih dari 200 orang.
Dari delapan serangan bom, enam di antaranya terjadi dalam waktu hampir bersamaan. Menurut laporan New York Times, ledakan pertama dan yang paling dahsyat terjadi di Gereja St Sebastian, Negombo, sekitar pukul 08.45 waktu setempat.
Bom meledak saat umat Kristen Sri Lanka sedang merayakan hari raya Paskah. Seorang saksi mata di lokasi ledakan, Gereja St Anthony, Sumanapala, mengatakan asap hitam pekat mengepul dari depan pintu gereja.
Selain gereja, ledakan bom turut terjadi di tiga hotel mewah di Kolombo, yaitu Shangri-La Hotel, Cinnamon Grand Hotel, dan Hotel Kingsburry. Bom di tiga hotel itu meledak hanya berselang beberapa menit dari bom di tiga gereja.
The Guardian melaporkan, berdasarkan keterangan resmi kepolisian setempat hingga sore hari, total korban meninggal mencapai 207 orang. Sedangkan korban luka-luka sekitar 450 orang.
India Today melaporkan, 10 hari sebelum kejadian, polisi Sri Lanka sudah memperingatkan tentang potensi serangan bom. Peringatan itu menyebutkan tentang serangan teroris yang mengincar sejumlah gereja terkenal di seluruh Sri Lanka. Pihak berwenang pun sudah memperketat pengamanan.