REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Program English for Ulama (EFU) yang menjadi program Pemprov Jawa Barat sudah menghasilkan angkatan pertama sebanyak 30 ulama muda yang berkemampuan bahasa Inggris.
Program yang merupakan kerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris dan British Council tersebut resmi ditutup Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Duta Besar Inggris untuk RI Moazam Malik di Aula Barat, Gedung Sate, Bandung, Kamis (11/4).
Menurut Ridwan Kamil, pada tahap pertama EFU ada ratusan ulama muda yang mendaftar, tetapi setelah proses seleksi berlangsung, yang mendapatkan kesempatan belajar bahasa Inggris terpilih 30 orang.
“Alhamdulillah dari 265 yang mendaftar karena kapasitas terbatas untuk tahap pertama kita meluluskan 30, insya Allah, setahun empat kali (program),” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil ini.
Emil meminta lulusan program English For Ulama tahap pertama ini bisa menyelenggarakan program yang sama di daerah masing-masing dengan dukungan pemprov.
Emil yakin jika ini dilakukan, kemampuan ulama berbahasa inggris akan menyebar lebih luas. Serta, akan menjadi budaya. “Bahwa semua ulama di Jawa Barat punya skill tambahan berbahasa Inggris,” katanya.
Kedua, kata Emil, dia berharap para lulusan bisa membawa pesan Islam yang damai ke seluruh dunia. Untuk itu pihaknya bersama Kedutaan Inggris tengah mengkaji dan menghitung dalam 3-6 bulan para lulusan akan dikirim ke Inggris.
“Untuk memulai proses yang kita cita-citakan yaitu mendialogkan Islam yang damai, wajah Islam Indonesia khususnya Jawa Barat yang damai ke Eropa melalui Inggris," katanya.
Sehingga, kata dia, ujungnya tidak ada lagi miskomunikasi dan ada kesepahaman yang ujungnya tidak ada lagi buruk sangka anak cucu hidup di dunia tanpa prasangka.
Bahkan, kata dia, kerja sama pendidikan dengan kedutaan ini akan berlanjut dengan sejumlah program lain seperti English for Birokrat. Namun, pada lulusan EFU, pihaknya juga akan memulai program dakwah digital. “Maka saya minta bikin akun Youtube tapi pakai bahasa Inggris, difilmkan dengan cara yang baik jadi pesannya sampai ke seluruh dunia,” katanya.
Duta Besar Inggris untuk RI Moazam Malik mengatakan, program ini sangat strategis di tengah dunia yang sudah terhubung secara digital.
Dia berharap, Indonesia memainkan peran di panggung dunia, terutama perdamaian agama-agama. “Indonesia bisa menjadi contoh umat Muslim di seluruh dunia tapi juga umat non-Muslim seluruh dunia juga harus waspada dan bekerja keras memenuhi hak-hak minoritas,” katanya.
Moazam berharap, Indonesia lewat program ini bisa menjadi lebih berani berbagi pengalaman dengan masyarakat umat Muslim seluruh dunia. “Program ini akan dilanjutkan kepada pihak-pihak lain, karena bahasa Inggris diperlukan dalam keperluan ekonomi modern,” katanya.
Moazam menilai, Indonesia akan memainkan peran penting di panggung dunia karena akan menjadi contoh hubungan antaragama yang dijalin baik di tengah masyarakatnya.
Hal ini, menurut dia, menjadi contoh untuk umat Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia agar menjaga hak-hak minoritas di negaranya. "Saya berharap Indonesia jadi lebih berani berbagi pengalamannya," katanya.