Kamis 28 Mar 2019 19:19 WIB

Komunitas Muslim Jerman Waspadai Radikalisasi

Sebagian pihak masih menyimpan kekhawatiran terhadap radikalisasi

Muslim Jerman
Foto: islamonline
Muslim Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian pihak masih menyimpan kekhawatiran terhadap radikalisasi yang mungkin akan menguat di tengah masyarakat, mengingat masuknya orang-orang yang tidak familiar dengan nilai-nilai Barat.

Pemuda-pemuda migran yang masih gegar rawan menjadi incaran kelompok radikal. Namun, Kementerian Dalam Negeri menepis hal itu. Mereka menegaskan proporsi hal itu sangat kecil dan tidak ada alasan untuk khawatir.

Baca Juga

Menurut pengamat Islam dari Bertelsmann Foundation, Yasemin El Menouar, risiko ini juga tereliminasi oleh fakta bahwa banyak pengungsi itu melarikan diri dari kelompok-kelompok radikal di Suriah atau Irak. "Mereka yang hidup di tengah kekejaman rezim Bassar Al Assad atau ISIS tidak ingin mendengar pembicaraan tentang pejuang Islam," kata Khorcide. Ia berpendapat, tantangan utama terletak pada integrasi sosial para pengungsi.

Sejauh ini Pemerintah Merkel menyatakan penerimaan yang baik terhadap imigran Muslim. Ia berulang kali mengingatkan para pengungsi untuk menghormati prinsip-prinsip kebebasan masyarakat dan supremasi hukum. Merkel juga mendesak sesama warga untuk menunjukkan toleransi bagi umat Islam. "Islam telah menjadi bagian dari Jerman," kata Kanselir Jerman itu.

Namun, mengingat gerakan antimigran pernah memenangkan kursi di beberapa pemilu legislatif pada 1990-an setelah Jerman menerima gelombang pengungsi, Thomas Volk menyarankan Merkel harus memulai debat publik yang luas untuk melawan prasangka terhadap Muslim. "Kami harus berhati-hati. Kelompok populis bisa mengubah pengungsi menjadi isu yang menguntungkan mereka," kata dia.

Kala itu, Jerman menampung sejumlah besar pengungsi dari bekas negara Yugoslavia yang dilanda perang. Teriakan garang partai sayap kanan baru redup dengan adanya hukum suaka pada tahun 1993.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement